Soloraya
Rabu, 1 Juli 2015 - 06:40 WIB

KEKERINGAN WONOGIRI : Sebaran Wilayah 10.720 Jiwa Krisis Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Wonogiri (JIBI/Solopos/Dok)

Kekeringan Wonogiri mulai dirasakan warga di Kecamatan Giritontro.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 10.720 jiwa atau 3.255 kepala keluarga (KK) di Giritontro krisis air bersih akibat musim kemarau yang terjadi tahun ini. Untuk mengatasi kekurangan air tersebut, pemerintah setempat mengajukan bantuan air ke Pemkab Wonogiri.

Advertisement

Camat Giritontro Joko Waluyo, mengatakan lima dari tujuh desa di Giritontro kekurangan air bersih akibat musim kemarau. Kelima desa/kelurahan itu yakni Jatirejo, Ngargoharjo, Tlogosari, Tlogoharjo, dan Bayemharjo. Total keseluruhan di lima desa itu ada sebanyak 10.720 jiwa atau 3.255 warga yang kekurangan air bersih. “Sebanyak 10.720 jiwa yang kekurangan air bersih itu tersebar di 61 dusun,” ujar Joko saat dihubungi Solopos.com, Selasa (30/6/2015).

Dia menjelaskan di Giritontro ada sebanyak 10 telaga yang digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Namun, pada musim kemarau seperti sekarang, hanya ada dua telaga yang masih ada airnya. Delapan telaga lainnya sudah tidak ada airnya. Kekeringan sudah berlangsung satu bulan.

Advertisement

Dia menjelaskan di Giritontro ada sebanyak 10 telaga yang digunakan warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Namun, pada musim kemarau seperti sekarang, hanya ada dua telaga yang masih ada airnya. Delapan telaga lainnya sudah tidak ada airnya. Kekeringan sudah berlangsung satu bulan.

“Dua telaga yang masih ada airnya itu ada di Desa Tlogosari dan Kelurahan Bayamharjo. Namun, kondisi airnya di kedua telaga itu keruh dan tidak layak konsumsi,” ujar Joko.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, lanjut dia, warga harus membeli air bersih dengan cara menjual hewan ternak hingga mengajukan bantuan air bersih ke Pemkab. Meningkatnya permintaan air bersih membuat harga air bersih ikut naik dari sebelumnya Rp100.000/tangki menjadi Rp150.000/tangki, dengan ukuran per tangki 6.000 liter.

Advertisement

Dia menjelaskan di lima desa kekeringan itu sebenarnya sudah pernah dilakukan pengeboran sumur dalam. Namun, hanya Desa Tlogoharjo yang sukses mendapatkan sumber air. Karena keterbatasan alat seperti pipa instalasi hingga diesel pemanfaatan air sumur dalam itu terhenti sampai sekarang.

Bantuan Air

“Kami meminta kepada Pemkab untuk memberikan bantuan alat agar bisa menghidupkan air sumur dalam. Kalau tidak setiap musim kemarau warga selalu kekurangan air bersih,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan sampai sekarang sudah ada tiga kecamatan yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Tiga kecamatan itu yakni Giritontro (5 desa), Pracimantoro  (7 desa), dan Paranggupito (6 desa).

“Lima kecamatan yang masuk daerah rawan kekeringan lainnya belum megajukan permintaan bantuan air bersih karena sumber air bersih masih tersedia,” ujar Bambang saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa.

Dia menjelaskan pengiriman bantuan air bersih tidak bisa dilakukan serentak. Pengiriman mengutamakan skala prioritas. Guna mencukupi kebutuhan air, kata dia, BPBD Wonogiri mengajukan dana senilai Rp900 juta ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Advertisement

Lima Desa Kekeringan di Giritontro:
Desa Jatirejo (2.268 jiwa)
Ngargoharjo (2.248 jiwa)
Tlogosari (2.751 jiwa)
Tlogoharjo (1.875 jiwa)
Bayemharjo (1.578 jiwa)

Advertisement
Kata Kunci : Kekeringan Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif