SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pilkada (Dok/JIBI/Solopos)
Pilkada Wonogiri 2015 mengalami penurunan jumlah pemilih sekitar 118.159 orang.
Solopos.com, WONOGIRI — Data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) untuk pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun ini berkurang 118.159 orang dibandingkan daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres 2014 lalu.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri segera melacak ke mana hilangnya para pemilih tersebut. Pencocokan dan penelitian (coklit) DP4 akan dilakukan mulai 15 Juli.
Para ketua rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) akan dilibatkan sebagai petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) agar menghasilkan data yang lebih valid.
Para ketua rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) akan dilibatkan sebagai petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) agar menghasilkan data yang lebih valid.
Berdasarkan DP4 yang diterima KPU Wonogiri dari KPU pusat, jumlah warga yang tercatat sebagai pemilih potensial adalah 788.186 orang. Sedangkan jumlah warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres 2014 lalu mencapai 906.345 orang.
“Selisih jumlah antara DP4 dan DPT Pilpres akan dikonfirmasi ke masyarakat. Selisih 118.159 warga tersebut akan divalidasi lagi. Penyelenggara dan PPDP akan melakukan coklit,” jelas Ketua KPU Wonogiri, Mat Nawir, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (29/6/2015).
Pemutakhiran dilakukan apakah data tersebut benar atau tidak. Apakah nama-nama di DP4 itu ada yang meninggal dunia atau tidak.
Anggota KPU Wonogiri yang membidangi data pemilih, Agus Wibowo, menambahkan DP4 didasarkan pada data pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Agus menduga warga Wonogiri yang mempunyai hak pilih belum semuanya merekam data untuk e-KTP.
“Bisa jadi warga yang sudah memiliki hak pilih masih menggunakan KTP lama atau data lama sehingga tidak terekam secara nasional. Karena itulah KPU harus melakukan coklit,” kata dia.
Pada bagian lain, Agus mengatakan anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) sudah mulai bekerja memetakan daftar pemilih per tempat pemungutan suara (TPS). Menurut dia, pemetaan dilakukan agar pemilih bisa menggunakan hak pilih di TPS terdekat. “Jangan sampai pemilih enggan menggunakan hak pilih karena TPS-nya jauh,” kata Agus.