Jatim
Selasa, 30 Juni 2015 - 11:05 WIB

MASJID SEWULAN : Membaca Rahasia di Balik Masjid Agung Sewulan Madiun (bagian II)

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ruang induk Masjid Agung Sewulan di Kecamatan Dagangan, Madiun. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Masjid Sewulan yang berusia ratusan tahun masih menyimpan sejumlah rahasia ajaran Islam.
Madiunpos.com, MADIUN – Salah satu ciri khas masjid agung warisan ulama era Mataram Islam ialah atap masjid yang bertingkat. Atap masjid yang bertingkat ini juga ditemui di Masjid Agung Sewulan, Kecamatan Dagangan, Madiun.
Masjid peninggalan ulama besar Kiai Ageng Basyariah ini sangat kuat corak ajaran tasawufnya. Atap bertingkat tiga yang ada di masjid ini menyiratkan makna bahwa seseorang yang ingin menuju Tuhannya tak cukup hanya berbekal ilmu syariat.
Seorang hambah harus belajar dan meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, yakni Thoriqoh, Makrifat, dan Hakikat. Ketiganya ialah jalan para salik yang mesti dilalui sebelum menghendaki perjumpaan agung dengan Tuhannya.
Selain atap masjid, induk masjid yang terdiri dari empat pintu dan lima jendela juga melambangkan ajaran Islam bahwa orang harus mampu menguasai dan menjaga sembilan lubang dalam diri manusia. Sembilan lubang ini adalah tamsilan tentang masuknya hawa nafsu yang menguasi manusia.
Adapun tiang penyangga Masjid Sewulan yang berjumlah empat buah di dalamnya melambangkan madzab atau panutan imam besar pewaris para nabi. Mereka adalah imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Hanafi, dan Imam Malik. Keempat imam tersebut hingga kini masih dianut oleh mayoritas umat Islam ahlussunah waljamaah di Nusantara.
Madiun Pos bersama Komunitas Pecinta Sejarah Madiun Raya (Kompas Madya) menyempatkan diri berziarah ke masjid kuno peninggalan Kiai Ageng Basyariah di Kecamatan Dagangan, Madiun tersebut, Minggu (28/9/2015). Ditemani Muhammad Baidhowi, penerus sekaligus pemerhati sejarah dan situs sewulan, tim ziarah sejarah mencoba mencari titik terang kondisi terkini situs yang dibangun pada rentang 1740-an tersebut.
Pembangunan Masjid Agung Sewulan dikerjakan langsung oleh Kiai Ageng Basyariah dan menantunya, Muhammad Santri atau Tumenggung Alap-Alap Kuncen. Pondasi masjid tersebut dibuat dari batu bata merah dengan ukuran jumbo, yakni 20 cm x 40 cm. Adonannya ialah tanah liat dan badeg tebu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif