Jatim
Senin, 29 Juni 2015 - 00:05 WIB

PENGANIAYAAN JOMBANG : Inilah Risiko Bangunkan Orang Sahur Pakai Petasan

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Penganiayaan Jombang, seorang remaja babak belur dihajar warga lantaran bangunkan orang sahur sambil nyulut petasan.

Madiunpos.com, JOMBANG – Nah, ini bukti petasan tidak membawa manfaat. Seperti dialami Jordi Akbar Ibrahim, 15. Dia babak belur dihajar massa gara-gara warga terganggu suara petasan.

Advertisement

Remaja yang tinggal di Desa Sawahan, Kecamatan/Kabupaten Jombang, ini sebenaranya berniat baik dengan mengikuti patroli untuk membangunkan warga yang hendak makan sahur.

Jordi mengatakan, seperti biasa saat bulan Ramadan, sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu (28/6/2015), dirinya mengikuti patrol keliling kampung Sawahan. Bersama dengan belasan teman sekampungnya, grup patrol ini sesekali menyulut petasan di jalan.

Suara petasan yang menyalak dini hari itu menyulut emosi dua orang tetangganya, yakni Sumariyono dan Darto. Melihat dua pria itu mendekat, rekan-rekan Jordi pun kabur ketakutan. Namun sial bagi Jordi. Dia justru lari ke arah yang salah sehingga tertangkap Sumariyono.

Advertisement

“Kami memang main petasan, tapi endak ditaruh di rumah orang, hanya di jalan. Saya tadi mau lari, saya dihadang, didekap kemudian ditonjokin, saya berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa,” kata Jordi kepada wartawan.

Menurutnya, tak hanya Sumariyono yang tega memukulinya, Darto juga sempat melayangkan tendangan ke tubuhnya. “Kepala saya semua sakit, saya juga sempat diseret,” imbuhnya.

Sumariyono yang dikonfirmasi, tak menampik telah memukuli Jordi. Menurutnya, pemukulan itu dilakukan secara spontan lantaran kesal dengan ulah para remaja yang kerap menyulut petasan saat patroli. Ia menyebut apa yang dilakukan patroli sahur itu ibarat teror.

Advertisement

“Teror ini sudah 3 kali puasa ini, mereka menyulut petasan, setelah menyulut lari. Jengkelnya mertua saya ini sakit jantung,” ungkapnya.

Pria yang berprofesi sebagai sopir panggilan ini mengaku menyesali perbuatannya. Dia sudah berusaha meminta maaf ke keluarga korban. Namun, upaya tersebut tak menghentikan langkah hukum yang ditempuh keluarga Jordi.

“Saya sudah meminta maaf ke keluarga korban, mengantar berobat ke rumah sakit. Namun tetap dilaporkan ke polisi,” sebutnya.

Sementara kerabat korban, Endro Setiawan menegaskan pihak keluarga telah melaporkan dugaan penganiayaan ini ke Polsek Jombang Kota. “Sudah laporan ke polisi, sudah visum juga. Kata polisi akan diproses Senin besok (29/6/2016),” tandasnya

Advertisement
Kata Kunci : Petasan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif