News
Senin, 29 Juni 2015 - 18:40 WIB

BENTROK SUPORTER : Ini Kronologi Pasoepati Vs Suporter Bentrok di Perbatasan Jogja-Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo, Pasoepati, menyalakan flare demi mendukung Laskar Samber Nyawa di Stadion Manahan, Solo, Minggu (14/6/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Bentrok suporter terjadi antara Paosepati dengan suporter kesebelasan di DI Yogyakarta.

Solopos.com, KLATEN – Bentrok suporter terjadi antara Pasoepati—pendukung persis dengan suporter dari kesebelasan lain. Peristiwa terjadi Senin (29/6/2015) pagi, di wilayah perbatasan Jogja-Klaten, Prambanan Klaten.

Advertisement

Kronologi bentrok Pasoepati vs suporter disampaikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pasoepati.

Wakil Presiden DPP Pasoepati Ginda Ferachtriawan, ketika dihubungi Solopos.com, Senin, membenarkan terjadi insiden kericuhan antara kelompok suporter Persis Solo dengan suporter lain di kawasan Prambanan, Klaten.

Advertisement

Wakil Presiden DPP Pasoepati Ginda Ferachtriawan, ketika dihubungi Solopos.com, Senin, membenarkan terjadi insiden kericuhan antara kelompok suporter Persis Solo dengan suporter lain di kawasan Prambanan, Klaten.

Insiden ini terjadi pada Senin (29/6/2015) pagi saat kelompok suporter Persis itu pulang dari menyaksikan laga tim kesayangannya di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, Minggu (28/6/2015) malam WIB.

“Benar insiden itu terjadi. Tapi kelompok mana yang terlibat sampai saat ini pihak DPP belum tahu. Setahu kami rombongan besar yang berangkat melalui DPP kami instruksikan untuk lewat jalur tengah [Banjarnegara, Wonosobo], bukan lewat jalur selatan atau wilayah Jogja,” ujarnya.

Advertisement

“Tapi ini justru bentrokan terjadi di sepanjang jalur yang kami lewati. Dengan suporter yang tidak berkepentingan dalam pertandingan itu,” imbuh Ginda.

Salah satu suporter yang turut serta dalam rombongan yang melintasi jalur selatan mengaku sebelumnya memang ada instruksi dari DPP Pasoepati untuk melewati jalur tengah agar terhindar dari bentrok dengan suporter daerah Jogja. Namun, mereka beralasan karena ingin menyingkat waktu perjalanan akhirnya nekat memilih untuk melewati jalur selatan.

Diteror

Advertisement

Di sepanjang perjalanan pulang dari Cilacap, ia mengaku rombongannya mendapat serangan berupa lemparan benda tumpul sejak sejak melintasi wilayah Wates, Kulonprogo, Yogyakarta.

“Ada empat rombongan yang melewati jalur selatan. Empat rombongan itu terdiri dari tiga bus besar dan satu bus tanggung. Saat memasuki Jogja, kami terpencar. Dua bus besar lewat Ringroad Selatan, dua bus lainnya melaju lewat Ringroad utara,” ujar salah satu anggota suporter yang enggan disebut namanya itu.

Ia menambahkan di perempatan Dongkelan, Bantul, dua rombongan yang melintasi Ringroad Selatan sempat terlibat bentrok dengan suporter setempat. Namun, kericuhan tak berlangsung lama dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Advertisement

Sementara itu, dua rombongan yang melewati jalur Ringroad Utara juga mendapat perlakuan serupa. Namun, mereka berhasil lolos hingga di kawasan Prambanan, Klaten.

“Di wilayah Prambanan, kedua rombongan itu berencana menunggu kami. Tapi mereka mengaku mendapat serangan dari oknum yang tidak dikenal hingga menimbulkan keributan yang lebih besar,” bebernya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif