Jogja
Minggu, 28 Juni 2015 - 08:20 WIB

PENIPUAN GUNUNGKIDUL: Manfaatkan Teknologi & Psikologi Korban

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

Penipuan Gunungkidul yang umum terjadi menggunakan teknologi serta memanfaatkan psikologi korban.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Modus penipuan dengan mengandalkan perangkat teknologi terus saja terjadi. Hal ini membuat gemas jajaran Satreskrim Polres Gunungkidul, masyarakat diimbau semakin waspada dengan penipuan yang memainkan pola pikir korban tersebut.

Advertisement

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Herry Suryanto, Jumat (26/6/2015) mengungkapkan, penipuan dengan memanfaatkan teknologi saat ini memang terus berkembang.

Penipuan bisa berbentuk penjualan barang murah, iming-iming hadiah. Sementara yang saat ini mulai marak terjadi adalah dengan menelpon calon korban mengabarkan salah seorang anggota keluarganya mendapatkan masalah merupakan beberapa dari puluhan modus yang digunakan oleh para pelaku.

“Ujung-ujungnya lantas minta korban mentransfer uang ke rekening pelaku,” ujarnya.

Advertisement

Guna melancarkan aksinya, para pelaku biasanya memanfaatkan psikologi korban. Korban dikondisikan untuk tidak berpikir rasional dan diminta membuat keputusan cepat. Herry menambahkan, para pelaku juga terus memandu korban agar tidak sempat melakukan konfirmasi. Penipuan benar- benar mengandalkan kemampuan pelaku dalam mengecoh pikiran korban.

Pihaknya mengimbau agar warga masyarakat yang telah menjadi korban penipuan untuk segera melapor. Hal ini diperlukan agar tindakan cepat bisa dilakukan, termasuk apabila dibutuhkan langkah untuk memblokir rekening. Walau demikian, proses ini memerlukan waktu beberapa hari lantaran harus mengantongi izin dari Gubernur BI. Sedangkan biasanya, untuk rekening pelaku biasanya dengan cepat dikosongkan. Data dalam rekening pun
juga sulit untuk dilacak karena merupakan data palsu.

“Apabila mendapatkan telepon dari orang tak dikenal, langsung saja ditutup dan melakukan konfirmasi. Jangan sekali-kali melakukan transfer,” urainya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif