News
Minggu, 28 Juni 2015 - 16:30 WIB

KRISIS UTANG YUNANI : Gelar Referendum Soal Utang, Yunani Bunuh Diri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Rahmatullah)

Negosiasi utang Yunani terancam gagal dengan adanya referendum dan membuat negara itu terancam kian tenggelam.

Solopos.com, LONDON — Kesepakatan antara Yunani dengan para krediturnya tetap tidak tercapai. Athena menolak tawaran yang diberikan dan begitu juga sebaliknya. Yunani mengumumkan referendum digelar pada 5 Juli dan pasar diperkirakan akan nervous pada Senin.

Advertisement

Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengatakan tawaran terakhir kreditur tidak dapat membuat Negeri Para Dewa dapat keluar dari krisis ekonomi. “Kebijakan-kebijakan [yang dibuat pemerintah sebelumnya] dari memangkas anggaran pensiun sampai membatasi upah, jelas-jelas gagal sejak pertama kali pada 2010,” kata Varoufakis, Sabtu (27/6/2015).

Meskipun begitu, dia menambahkan, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk memilih. Menerima rencana kreditur atau tidak.

Advertisement

Meskipun begitu, dia menambahkan, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk memilih. Menerima rencana kreditur atau tidak.

Menanggapi langkah tersebut, Kepala Dana Moneter Internasional (International Moneter Fund/IMF) Christine Lagarde mengatakan kepada BBC yang dikutip Bloomberg pada Sabtu malam bahwa secara hukum hal itu tidak akan berlaku karena kesepakatan hanya sampai akhir bulan ini.

Yunani harus melakukan pembayaran kepada IMF sekitar 1,5 miliar euro pada 30 Juni. Jika hal itu tidak dilakukan, Yunani tidak akan memiliki akses terhadap pendanaan sampai utang yang dimiliki lunas.

Advertisement

“Jika ada permintaan ‘ya’, kami ingin tetap menjadi bagian [Zona] Euro, mengembalikan status ekonomi, menjadi berkelanjutan dalam jangka panjang’. Mari kita coba,” kata Lagarde.

Kekeringan Likuiditas

Sementara itu, setelah menolak permintaan Athena untuk memperpanjang program bantuannya, para menteri keuangan Eropa mengatakan negera dengan pemilik utang terbesar di zona euro akan kekurangan uang tunai. Oleh karena itu, diperlukan beberapa langkah agar perbankan Yunani tidak mengalami kekeringan likuiditas.

Advertisement

Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang selama ini menjaga agar perbankan di Athena dapat terus beroperasi, pada hari ini akan mengadakan pertemuan. Memutuskan untuk menarik atau menambah dana likuiditas daruratnya.

Bank sentral telah menaikkan bantuan likuditasnya secara bertahap dalam sepekan terakhir. Hingga pekan lalu, totalnya telah mencapai 89 miliar euro, lebih tinggi dari sebelumnya tak sampai 60 miliar euro pada Februari. “Rencana B terurai dengan cepat dan menjadi Plan A,” kata Perdana Menteri Finlandia Alexander Stubb.

Sementara itu, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan dalam beberapa hari mendatang Yunani akan mengalami kesulitan akut. Jika hal itu terjadi, Schaeuble mengatakan 18 negara Zona Euro lainnya berada dalam posisi yang lebih baik untuk menanggung kerusakan yang mungkin terjadi daripada beberapa tahun silam.

Advertisement

Saat ini, antrean panjang terbentuk di luar anjungan tunai mandiri (ATM) di sekitar Yunani. Tidak menutup kemungkinan perbankan dapat lebih cepat mengalami kekeringan likuiditas sehingga pemerintah perlu mengontrol modal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif