Jogja
Kamis, 25 Juni 2015 - 20:21 WIB

RAZIA MAKANAN : Awas, Mi Kuning di Pusat Takjil Mengandung Formalin dan Boraks

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM) DIY menguji sejumlah makanan untuk diteliti kandungan zat berbahaya saat digelar razia jajanan. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Razia makanan yang dilakukan BPOM Jogja berhasil menemukan ada mi kuning yang mengandung boraks, dijual di pusat takjil

Harianjogja.com, JOGJA-Mi kuning yang dijual di beberapa pusat takjil di Jogja mengandung formalin dan boraks. Hal itu didasarkan pada temuan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DIY yang melakukan pemantauan di Pusat Takjil Kauman dan Pasar Sore Ramadan Nitikan atau Jalur Gaza.

Advertisement

Kepala BPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan telah mengadakan pemantauan dan uji laboratorium di dua tempat di Jogja dengan mengambil sampel makanan dan melakukan uji laboratorium.

Disebutkannya, dari 17 sampel makanan di Pasar Sore Ramadan Nitikan yang diuji, hanya satu yang mengandung zat berbahaya. Sedangkan pengujian sampel makanan di Pusat Takjil Kauman sehari sebelumnya menemukan tiga dari 16 sampel yang mengandung formalin dan boraks.

“Semua yang positif formalin dan boraks adalah mi,” tegasnya di sela-sela pengujian sampel makanan di Pasar Sore Ramadan Nitikan, Rabu (24/6/2015).

Advertisement

BPOM DIY, terangnya, mengadakan uji laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya kandungan empat zat berbahaya, yakni Rhodamin B, Metanil Yellow, formalin, dan boraks. Biasanya, makanan yang dijadikan sampel yang memiliki ciri kenyal seperti tahu, bakso, atau yang berwarna mencolok seperti aneka roti dan mi.

Kendati demikian, ia mengungkapkan jumlah temuan zat berbahaya dalam jajanan takjil pada tahun ini relatif sedikit ketimbang 2002. “Tidak sampai 10 persen dari sampel, sedangkan dulu bisa dipastikan hampir semua makanan mengandung zat berbahaya,” tutur Ayu.

Ditambahkannya, hasil temuan akan diberitahukan kepada penjual dan diselidiki asal bahan baku tersebut. Kebanyakan, kata dia, bahan baku mi mengandung formalin dan boraks justru bukan berasal dari DIY, melainkan Muntilan dan Klaten berdasarkan informasi yang diterima dari penjual makanan.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Razia Makanan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif