Soloraya
Kamis, 25 Juni 2015 - 05:30 WIB

KEKERINGAN BOYOLALI : Air Bendung Andong Menyusut, 200 Hektare Sawah Tak Teraliri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Cengklik (ilustrasi/JIBI/dok)

Kekeringan Boyolali sudah mulai tampak dengan semakin menyusutnya air di Bendung Andong. 

Solopos.com, BOYOLALI—Sekitar 200 Hektare lahan persawahan di empat desa di Kecamatan Andong tidak teraliri akibat menyusutnya debit air bendung Andong di Kecamatan Andong, Boyolali.

Advertisement

Petugas lapangan UPTD PU Kecamatan Andong, Ahyani, mengatakan hingga Rabu (24/6/2015), debit air di bendung Andong sudah sampai pada batas minimal sehingga tidak dapat dibuka untuk dialirkan ke sawah-sawah. Distribusi aliran air melalui saluran irigasi hanya meng-cover areal persawahan berjarak maksimal 300 meter dari bangunan bendung, selebihnya kering.

Pantauan solopos.com pada Rabu (24/6/2015) siang, ketinggian atau elevasi air di bendung Andong telah menyusut di bawah batas minimal sehingga tidak dapat untuk didistribusikan. Guguran dedaunan kering mengapung, hampir menutupi permukaan. Warna air mulai menghitam dan keruh, bercampur dengan endapan lumpur di bawahnya.

Ahyani menjelaskan daerah irigasi (DI) bendung Andong mencakup 200 an hektare lahan persawahan di empat desa di Kecamatan Andong, yakni Desa Andong, Beji, Mojo, dan Kacangan. Menurutnya, lahan pertanian di seputaran kawasan Kacangan dan Andong merupakan daerah yang akan terkena dampak kekeringan terparah. Jumlah sumur pantek di kedua desa tersebut terbatas. Sebagai akibatnya, banyak lahan yang sengaja diberokan oleh pemiliknya.

Advertisement

Salah seorang petani Desa Andong, Amiri, 47, mengatakan air mengering sudah lebih dari satu pekan terakhir. Dia dan sejumlah petani lainnya sementara ini masih dapat mengandalkan sisa aliran air dari Sungai Andong yang masih mengalir meski tidak maksimal. Dia mengaku baru saja selesai panen dan telah menanami 1.250 meter persegi lahannya dengan komoditas palawija tanaman kacang.

“Sebagian ada yang diberokan, sebagian ada yang ditanami palawija, tergantung lokasinya. Pemenuhan kebutuhan air iya nyedot dari aliran sungai Andong. Kalau sungai susut, mengandalkan air dari sumur pantek, tapi itupun juga terbatas,” kata dia saat dijumpai solopos.com di tepian aliran irigasi, Rabu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif