Kolom
Rabu, 24 Juni 2015 - 09:00 WIB

TENTANG ISLAM : Soal Hajatan dan Sumbangan Jadi Beban

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di  subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Ada saat ketika banyak masyarakat menggelar hajatan dalam rentang waktu berdekatan. Dalam hajatan ini, sering kali pula para tamu undangan diharapkan memberi sumbangan untuk si empunya gawe.

Advertisement

Ternyata, sumbangan ini terkadang membuat sebagian orang justru terbebani dan akhirnya merasa tidak ikhlas memberi sumbangan. Lalu, bagaimana pandangan Islam tentang hajatan dan sumbangan ini?

Simak ulasan ustaz kali ini yang pernah dimuat di Harian Umum Solopos edisi, Jumat (8/5/2015).

Advertisement

Simak ulasan ustaz kali ini yang pernah dimuat di Harian Umum Solopos edisi, Jumat (8/5/2015).

Pertanyaan
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Setiap musim hajatan, baik itu hajatan perkawinan, sunatan, maupun yang lainnya, di daerah saya banyak warga yang resah/mengeluh. Hal ini diakibatkan banyaknya sumbangan pada hajatan tersebut.

Advertisement

Terima kasih atas jawabannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [Ny. Sulastri/ Klaten]

Jawaban Ustaz
Waalaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Advertisement

Ibu Sulastri yang dirahmati Allah, dalam sebuah hadis adan penjelasan memenuhi undangan walimatul ursy hukumnya adalah wajib.

Sebenarnya undangan walimatul ursy itu adalah undangan untuk menyaksikan tasyakuran akan menikah dan untuk makan-makan. Dalam undangan walimatul ursy yang diundang justru orang-orang yang kaya.

Kenyataannya, orang kaya kalau makan selalu tidak habis, sisanya ditaruh di bawah meja, itu adalah perbuatan mubazir dan temannya setan.

Advertisement

Menyumbang berupa uang atau kado itu tradisi yang baik, namun jangan jor-joran, riya’, atau pamer kekayaan. Hal demikian tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Kalau mau menyumbang harus ikhlas dan jangan mengharapkan balasannya. Kalau amal seseorang itu dilakukan dengan ikhlas maka Allah yang membalas perbuatan tersebut.

Firman Allah dalam Quran Surat Al-Qoshosh ayat 77 yang artinya: Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

Menyumbang itu tidak ada ukuran banyak atau sedikitnya, yang terpenting sesuai kemampuan dan keikhlasannya. Rasulullah SAW telah bersabda bahwa seburuk-buruk makanan adalah makanan saat walimah  dengan mayoritas yang diundang orang-orang kaya dan orang-orang miskin diabaikan.

Barang siapa tidak memenuhi undangan walimatul ursy, dia benar-benar mendurhakai Allah dan Rasulnya. Ini adalah hadis riwayat Muslim. Saya mengingatkan atau menganjurkan agar upacara walimatul ursy sebaiknya mengutamakan orang yang miskin dan jangan hanya mengundang orang-orang kaya.

Walimah jangan sampai israf, berlebih-lebihan, dan kelewat batas kewajaran. Tradisi dan adat istiadat sebaiknya disesuaikan dengan tata cara ajaran Islam. Hindari perbuatan mubazir, riya’, sum’ah, sombong, pamer, dan sebagainya.

Hindari perilaku syirik seperti membuang sesaji di perempatan jalan dan minta pertolongan kepada dukun agar selamat dalam mengadakan upacara perkawinan atau ngundhuh mantu.

Walimatul ursy yang penuh berkah adalah penuh kekhusyukan dan sederhana, dihadiri orang miskin, dan didoakan agar rumah tangga pengantin mendapat sakinah mawadah dan rahmah, bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Amin ya robbal ‘alamin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif