Lifestyle
Rabu, 24 Juni 2015 - 06:30 WIB

SERBA-SERBI RAMADAN : Membaca Alquran, Tadarus atau Tilawah?

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tadarus narapidana LP Kediri, Jumat (19/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Serba-serbi Ramadan kali ini mengulas tentang makna sebenarnya dalam tadarus.

Solopos.com, JAKARTA — Selain salat lima waktu, Umat Islam diwajibkan membaca dan memahami ayat-ayat suci dalam Alquran.

Advertisement

Setiap bulan Ramadan pun Umat Islam berlomba-lomba mengumpulkan pahala dengan melaksanakan salat tarawih dan membaca Alquran atau yang biasa dikenal dengan tadarus.

Sering kita temui pula, kegiatan tadarus dilakukan di mesjid-mesjid, mushala, maupun rumah masing-masing.

Advertisement

Sering kita temui pula, kegiatan tadarus dilakukan di mesjid-mesjid, mushala, maupun rumah masing-masing.

Banyak muslimin yang membaca Alquran dari awal hingga khatam, namun ada juga yang melanjutkan kebiasaan tadarus setelah salat fardu. Misalnya setelah salat subuh membaca surat Al-Waqiah, zuhur (Arrahman), Asar (Assajadah), Magrib (Yaasiin dan Al Kahfi), dan Isya (Almulk).

Istilah tadarus Alquran sebenarnya agak berbeda, antara bentuk yang kita saksikan sehari-hari dengan makna bahasanya. Tadarus biasanya berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak.

Advertisement

Adapun kegiatan “tadarusan” yang kita lihat sehari-hari di negeri kita ini, sepertinya nyaris tanpa pengkajian makna tiap ayat, yang ada hanya sekedar membaca saja.

Terkadang benar dan tidaknya bacaan tidak terperhatikan karena tidak ada ustaz yang ahli di bidang membaca Alquran yang bertugas membenarkan bacaan.

Bentuk tadarusan seperti itu lebih tepat menggunakan istilah tilawah wal istimak. Kata tilawah berarti membaca, dan kata istimak yang berarti mendengar.

Advertisement

Membaca=Mendengar
Kalau para peserta sudah fasih dan menguasai teknik membaca Alquran yang baik, maka tidak mengapa bila masing-masing membaca sendiri. Kalaupun mau disimak [didengarkan] juga tidak mengapa. Karena membaca dan mendengar sama-sama mendatangkan pahala.

Allah telah memerintahkan kita selain untuk membaca, juga mendengarkan Alquran.

Apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-A’roof: 204)

Advertisement

Namun apabila para peserta yang masih lemah bacaannya, sebaiknya mereka tidak dilepas membaca Alquran sendirian. Perlu ada ustaz yang membetulkan bacaannya. Sehingga yang perlu dilakukan bukan “tadarusan”, tetapi belajar membaca Alquran. Atau istilah yang sekarang populer adalah tahsin Alquran atau tahsin tilawah. Tahsin artinya membaguskan bacaan.

Di Masa Nabi
Dari Ibnu Mas’ud ra berkata: “Adalah seorang dari kami jika telah mempelajari 10 ayat maka ia tidak menambahnya sampai ia mengetahui maknanya dan mengamalkannya”

Hadis ini di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam tahqiq-nya atas tafsir At-Thabari (I/80).

Bahwa mereka yang menerima bacaan dari Nabi SAW (menceritakan) adalah mereka apabila mempelajari 10 ayat tidak pernah meninggalkannya (tidak menambahnya) sebelum mengaplikasikan apa yang dikandungnya, maka kami mempelajari ilmu Al-Qur’an dan amalnya sekaligus.

Semoga hari-hari di bulan Ramadhan kita isi dengan tilawah, tahsin dan tadaarus Al Quran. Tentu saja di malam hari menunaikan salat Tarawih.

Sumber: Berbagai sumber

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif