Soloraya
Selasa, 23 Juni 2015 - 16:50 WIB

ANTISIPASI KEKERINGAN : Air di Waduk Gajah Mungkur Mulai Menyusut

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu pelimpasan air (spillway) di Waduk Gajah Mungkur (WGM) ditutup, Selasa (23/6/2015). Penutupan itu dilakukan karena kondisi air mulai menyusut. (JIBI/Solopos/Muhammad Ismail)

Antisipasid kekeringan di Wonogiri dilakukan antara lain dengan cara menutup pintu pelimpasan air (spillway) Waduk Gajah Mungkur.

Solopos.com, WONOGIRI-Musim kemarau membuat air yang ada di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Menyusut drastis. Ketinggian air di WGM saat ini mencapai Air 135,21 di atas permukaan laut (mdpl), Selasa (23/6/2015).

Advertisement

Kepala Divisi Jasa Tirta dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan musim kemarau di Wonogiri berdampak pada menyusutnya sumber air di WGM. Saat ini ketinggian air di WGM 135,21 mpdl.

“Ketinggian air mencapai 135,21 mpdl itu bisa dikatakan stabil dan normal,” ujar Winarno saat dihubungi solopos.com, Selasa.

Dia mengatakan menyusutnya air waduk itu terjadi sejak tiga pekan lalu. Karena air menyusut Jasa Tirta langsung memutuskan menutup pintu pelimpasan air (spillway). Hal itu dilakukan setelah kondisi air menyusut dan sudah tidak turun hujan.

Advertisement

“Kami hanya melakukan pelepasan air melalui turbin PLTA [Pembangkit Listrik Tenaga Air] sebesar 26 meter kubik per detik,” jelas dia.

Pelepasan air sebanyak itu, lanjut dia, menghasilkan listrik sekitar 5 sampai 6 megawat (MW). Sementara air dari WGM yang mengalir ke bendung colo nantinya akan dibagi ke Dam Colo barat sebesar 5 meter kubik per detik dan Dam Colo timur sebesar 16 meter kubik per detik. “Pelepasan air untuk irigasi akan kami lakukan sesuai degan pola kebutuhan air irigasi pertanian selama Juli-September,” ujar Winarno.

Dia menjelaskan air irigasi dari Dam Colo pada 1 Oktober akan ditutup untuk perbaikan dan perawatan irigasi. Dia memastikan dengan kondisi air waduk sekarang masih cukup untuk irigasi pertanian selama musim kemarau tahun ini.
“Kami tetap mengimbau kepada petani yang berada di aliran irigasi Dam Colo untuk menggunakan air secukupnya dan berhemat,” kata dia.

Advertisement

Winarno mengatakan selama musim kemarau menargetkan pengerukan dan penyedotan sedimentasi di waduk. Terget pengerukan sebanyak 100.000 meter kubik tahun ini. Penyedotan itu dilebih di fokuskan di lokasi dekat pintu air agar tidak terjadi penyumbatan ketika musim hujan.

Sementara itu, salah seorang petani Desa Nambangan Selogiri, Ahmad Danuri, mengaku mendapatkan intruksi dari ketua kelompok tani untuk lebih menghemat dalam penggunaan air Dam Colo selama musim kemarau.
“Tanaman milik saya seluar 2.500 hektare umurnya sudah dua bulan sehingga tidak membutuhkan air banyak. Jadi kalau ada intruksi menghemat air tidak menjadi masalah bagi petani,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif