Teknologi
Senin, 22 Juni 2015 - 13:40 WIB

HASIL PENELITIAN : Manusia Akan Punah 100 Kali Lebih Cepat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arkeolog meneliti kerangka manusia yang ditemukan di bawah supermarket di Paris, Prancis (The Guardian)

Hasil penelitian dari Stanford Woods Intitute USA menunjukkan mahluk hidup akan masuki masa kepunahan 100 kali lebih cepat.

Solopos.com, WASHINGTON — Peneliti dari Stanford Woods Institute Amerika Serikat merilis hasil penelitian baru tentang kepunahan manusia. Semua mahluk hidup di Bumi akan punah 100 kali lebih cepat dari tingkat normal.

Advertisement

“Studi ini akan menunjukkan tanpa keraguan signifikan kita sekarang memasuki peristiwa besar kepunahan massal keenam,” jelas Paul Ehrlich, Profesor Studi Kependudukan dalam Biologi, seperti dilansir dalam situs Daily Mail, Sabtu (20/6/2015) sebagaimana dikutip dari Okezone.

Dia menjelaskan, semua spesies akan menghilang dengan cepat. Masa habisnya mahkluk hidup dari semua spesies tersebut sekitar 100 kali lebih cepat daripada tingkat normal kepunahan massal yang terjadi sebelumnya.

Laporan Jurnal

Advertisement

Selaras dengan yang diucapkan Paul, ketua penulis laporan Journal Science Advanced, Gerardo Ceballos, dari universitas Autonoma de Mexico, mengungkapkan kejadian pemunahan massal tersebut akan membutuhkan waktu jutaan tahun kembali untuk pulih. “Dan spesies manusia akan menghilang lebih awal,” jelas Gerardo.

Penelitian dilakukan melalui sebuah catatan fosil dengan jumlah kepunahan yang terjadi sebelumnya, menggunakan perkiraan kepunahan dua kali perhitungan dari analisa sebelumnya. Metode tersebut membuat perkiraan tingkat kepunahan saat ini dan latar belakang rata-rata jumlahnya.

Data modern diambil dan difokuskan untuk kelompok vertebrata, pengukuran kepunahan dilakukan dengan perkiraan perbedaan antara latar belakang dan tingkat kepunahan kontemporer.

Advertisement

“Kami menekankan perhitungan itu sangat mungkin menekankan tingkat keparahan krisis kepunahan, karena tujuan kami adalah untuk menempatkan realistis batas pada dampak manusia terhadap keanekaragaman hayati,” tulis para peneliti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif