Soloraya
Minggu, 21 Juni 2015 - 18:50 WIB

PDAM SRAGEN : Pemakaian Air Diprediksi Naik 300% Saat Lebaran

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyaluran air bersih. (Burhan Aris N./JIBI/Solopos)

Pelayanan PDAM Sragen diperkirakan akan semakin dibutuhkan masyarakat menjelang Lebaran.

Solopos.com, SRAGEN-Pemakaian air PDAM Tirto Nagoro Sragen diprediksi melonjak hingga 300 persen pada Lebaran 2015.

Advertisement

Kondisi tersebut berpotensi membuat distribusi air ke pelanggan tersendat. Hal itu diakui Kabag SDM dan Umum PDAM Sragen, Handoko saat ditemui wartawan akhir pekan lalu di kantornya.

“Potensi jaringan bermasalah ada karena Lebaran akan menjadi puncak pemakaian air. Bila biasanya satu rumah terdiri empat orang, pada Lebaran bisa menjadi 10 orang sampai 15 orang,” tutur dia.

Handoko menjelaskan PDAM Tirto Negoro Sragen segera melakukan antisipasi gangguan air dengan sejumlah uji coba. Percobaan tersebut ditargerkan rampung dua pekan sebelum Lebaran. Fenomena peningkatan pemakaian air menurut dia selalu terjadi pada hari Lebaran.

Advertisement

Sebab para perantauan mudik ke kampung halaman dan tinggal selama beberapa hari. Saat ini jumlah pelanggan PDAM Tirto Negoro Sragen sekitar 54.000 orang. Mereka tersebar di wilayah perkotaan dan sekitarnya. Sedangkan wilayah Sragen utara belum ada jaringannya.

Penjelasan senada disampaikan Agus Supriyono, Kabag Pelayanam PDAM Tirto Nagoro Sragen. Menurut dia pihaknya sedang menggodok rencana membuat jaringan air bersih di Sragen utara. Salah satu opsinya membuat jaringan air yang bersumber air bersih dari Made, Ngrampal, lalu disalurkan ke Sragen utara. “Nantinya jaringan airnya menyeberang Sungai Bengawan Solo dari selatan ke utara. Bussiness plan sedang digodok, termasuk opsi sumber dana,” tutur dia.

Sedangkan untuk warga Kecamatan Miri dan sekitarnya, Agus menerangkan, akan dibuatkan instalasi pengolahan air bersih memanfaatkan air Waduk Kedung Ombo (WKO). Proyek tersebut sedang dalam proses pengurusan izin. PDAM Sragen bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dalam pembuatan instalasi air bersih WKO. “Langkah ini kami lakukan karena hasil pengecekan sumber air menggunakan geo listrik ternyata tak ada sumber air di Miri,” imbuh dia.

Advertisement

Terpisah, Kepala Desa Katelan, Tangen, Sunarno mengatakan belum ada laporan kesulitan air bersih dari warga. Selama ini warga Katelan kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau. Fenomena tersebut menurut dia telah berlangsung puluhan tahun. Tapi belum ada solusi permanen terhadap masalah tersebut. “Warga saya sangat berharap pengiriman air bersih pada musim kemarau. Tiap kemarau selalu kesulitan air bersih,” kata dia.

Terpisah, Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD Sragen, Sugiyamto mengatakan krisis air juga terjadi di lahan pertanian tadah hujan. Apalagi sumber-sumber air untuk pertanian, baik waduk, embung, dan sumur artesis masih minimalis. Dia berharap penambahan sumur-sumur artesis untuk membantu para petani dan meningkatkan produksi padi. Apalagi Sragen dikenal sebagai penyumbang produksi padi terbesar di Jateng.

“Kekeringan menjadi salah satu kendala besar petani selama ini. Saya pikir perlunya revitalisasi waduk dan embung, serta penambahan secara terukur sumur-sumur dalam untuk pertanian,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif