Jogja
Jumat, 19 Juni 2015 - 23:20 WIB

KESENIAN TRADISIONAL SLEMAN : Roro Jonggrang dari Sleman Pentas di Pesta Kesenian Bali

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembukaan Pesta Kesenian Bali Seniman membawakan tarian dalam pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu (13/6/15). PKB ke-37 akan berlangsung selama sebulan penuh dari 13 Juni-11 Juli 2015 dengan melibatkan seniman dari Bali dan penjuru Nusantara serta seniman asing. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Kesenian tradisional Sleman berupa tari “Roro Jonggrang” dipentaskan di Bali

Harianjogja.com, DENPASAR- Pentas tari “Roro Jonggrang” mendapat sambutan hangat pengunjung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Taman Budaya (Art Center) Kota Denpasar, Kamis (18/6/2015).

Advertisement

“Dentingan instrumen musik dan atraksi tari tradisional dari Jogja ini melibatkan sepuluh seniman Karawitan [penabuh] dan 24 penari,” kata Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Edi Winarya, di sela pentas tari klasik tersebut.

Waktu untuk latihan tari Roro Jonggrang, katanya, sangat singkat hanya tiga minggu, namun anggota tim sangat bersemangat untuk tampil maksimal di arena PKB.

Pentas tari Roro Jonggrang ini menceritakan tentang perjuangan Bandung Bondowoso dalam mendapatkan cinta Roro Jonggrang. Seperti dikisahnya Bandung Bondowoso telah berhasil memenuhi permintaan Roro Jonggrang yakni membuat sumur Jalatundho dan Candi yang berjumlah seribu dalam satu malam, namun setelah dihitung Roro Jonggrang, ternyata jumlahnya kurang satu.

Advertisement

Bandung Bondowoso marah karena merasa dibohongi oleh Jonggrang, makan Bandung Bondowoso mengutuk Jongggrang menjadi batu untuk melengkapi candi agar berjumlah seribu.

Masih terkait lakon Roro Jonggrang, tim kesenian Sleman juga menampilkan pagelaran wayang kulit mengangkat perjuangan “Bandung Sang Maheswara” dalam memberantas keangkaramurkaan dan perjuangan cintanya kepada Roro Jonggrang.

Didalam cerita tersebut juga mengandung nilai dan norma yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, misalnya nilai moral (kita jadi manusia harus bisa mengobral nafsu yang ada pada dirinya), nilai sosial (manusia merupakan makhluk sosial yang harus bisa menghormati dan menghargai serta membantu sesama).

Advertisement

Juga menampilkan tarian “Jaran Kobar” yang artinya pengembaraan dan perjuangan yang ditunjukan pasukan berkuda Prabu Klana Sewandana

Jaran Kobar adalah pengembaran semangat yang ditunjukan oleh pasukan berkuda Prabu Klana Sewandana. Pada waktu itu Prabu Klana Sewandana dari negeri Bantar Angin sedang mencari pujaan hatinya, yaitu Dewa Sekartaji di Kerajaan Sangga Langgit.

Edi Winarya meyatakan puas tim keseniannya bisa tampil maksimal di arena PKB dan mengharapkan Sleman juga bisa memiliki manajemen pementasan yang bagus seperti PKB.

Ida seniman tari yang berasal dari kabupaten Slman ini baru pertama kalinya pentas di Bali, dan kesanya sangat senang bisa tampil di acara besar seperti Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif