Sport
Jumat, 19 Juni 2015 - 22:25 WIB

KASUS PENGATURAN SKOR : Begini Prosedur Polri Usut Match Fixing

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembahasan Perppu KPK melibatkan Polri dan Kejaksaan, Rabu (22/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/HO-Andri Nurdiansyah)

Kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia memanas. Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan Polri untuk mengusut kasus match fixing.

Solopos.com, JAKARTA — Kepolisian Republik Indonesia siap mengusut tuntas kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia. Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan Polri terkait pengusutan kasus match fixing tersebut.

Advertisement

Dikutip dari Detik, Jumat (19/6/2015), Kapolri Komjen Pol. Badrodin Haiti, menyebutkan prosedur yang sedang dilakukan polisi untuk mengusut tuntas kasus pengaturan skor di Indonesia.

“Jadi begini. Kita sedang melakukan penyelidikan karena kemarin datang ke sini belum membawa data-datanya, dan juga belum membuat laporan polisi, karena baru menginformasikan saja. Oleh karena itu, kita sudah sampaikan, apabila menyangkut dana APBD, ya ditangani oleh Tipikor. Tapi kalau misalnya pelanggaran lain, pidana umumnya ditangani oleh Pidum,” ujar Badrodin.

Advertisement

“Jadi begini. Kita sedang melakukan penyelidikan karena kemarin datang ke sini belum membawa data-datanya, dan juga belum membuat laporan polisi, karena baru menginformasikan saja. Oleh karena itu, kita sudah sampaikan, apabila menyangkut dana APBD, ya ditangani oleh Tipikor. Tapi kalau misalnya pelanggaran lain, pidana umumnya ditangani oleh Pidum,” ujar Badrodin.

Kapolri mengatakan dalam menangani kasus pengaturan skor ini, awalnya harus melakukan penyelidikan lebih dulu. Setelah penyeldikan jelas, nanti meningkat menjadi penyidikan.

“Ya sedang dilakukan penyelidikan, prosesnya seperti itu, penyelidikan dulu. Penyelidikan itu artinya mencari unsur-unsur perbuatan tersebut termasuk di dalam kategori pidana atau bukan. Nah, setelah nanti ada penyelidikan yang jelas, itu pelanggaran pidana, tentu saja itu dilakukan dan ditingkatkan menjadi penyidikan. Jadi, jangan terus menganggap langsung. Diperiksa saja belum, tambah Kapolri.

Advertisement

“Informasi yang kita dapat, ada 20 klub dalam satu kompetisi. Ada lima klub teratas dan lima klub terbawah. Biasanya mereka bermainnya sungguh-sungguh karena ingin menjadi juara, yang di bawah juga begitu karena tidak ingin terdegradasi,” kata Kapolri.

Mantan pelatih Persidafon Dafonsoro dan Persegres Gresik United, Agus Yuwono, juga memberikan pernyataan mengenai kasus pengaturan skor di Liga Indonesia. Dia mengaku pernah tiga kali diajak mengatur skor.

Upaya suap pertama dilakukan saat Agus menangani Persidafon di Indonesia Super League (ISL) 2013. Saat itu, dia ditawari uang Rp150 juta agar tim besutannya kalah dengan skor 1-3 saat melawat ke kandang tim Persiwa. Tapi, Agus menolak meski ada tawaran tambahan uang Rp50 juta. Persidafon akhirnya cuma kalah 0-1 dari Persiwa.

Advertisement

“Sampai sekarang saya masih belum dibayar kontraknya sama Persidafon. Meski tidak pegang uang, dengan nilai Rp200 juta, saya tetap tidak mau. Karena tidak seharusnya terjadi di sepak bola,” kata Agus.

Dua kasus lainnya terjadi saat Agus menangani Gresik United. Pertandingan yang ingin diatur skornya saat Gresik United akan berhadapan dengan Persik Kediri dan Barito Putra di laga ISL 2014.

Saat ditanya mengenai niat untuk membuat laporan kasus pengaturan skor kepada polisi, Agus mengungkapkan agar dalam kasus kali ini ada akhir yang positif.

Advertisement

“Saya tidak akan bisa menunjukan bukti. Harapan saya harus ada hasil akhirnya. Saya harapan betul-betul ada penyelesaian yang baik,” harap Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif