Jatim
Jumat, 19 Juni 2015 - 00:05 WIB

INDUSTRI BAJA : Pasokan Berlimpah, Pabrik Baja Jatim Kurangi Produksi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Besi baja (www.hargabahanbangunan.net)

Industri baja Jatim mengurangi produksi seiring melimpahnya pasok di pasar.

Madiunpos.com, SURABAYA — Sejumlah pabrik pengolahan baja di Jawa Timur menurunkan produksi akibat pasokan baja di pasaran melimpah dan daya serap pasar menurun.

Advertisement

Perusahaan produsen baja pelat Gunawan Dianjaya Steel misalnya, kini hanya menggunakan 55%-60% kemampuan produksi tahunan 400.000 ton. Pada periode yang lampau, perusahaan yang bisa memproduksi baja pelat hingga panjang 12 meter ini menggunakan 80% kapasitas terpasang.

Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Hadi Sutjipto mengatakan penurunan utilisasi atau pemanfaatan mesin produksi karena permintaaan juga sedang lesu. Kondisi ini terjadi sejak awal tahun lalu dan berlangsung hingga sekarang. Namun demikian, lanjut dia, produksi tetap saja bisa dipenuhi bila ada pesanan.

Advertisement

Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Hadi Sutjipto mengatakan penurunan utilisasi atau pemanfaatan mesin produksi karena permintaaan juga sedang lesu. Kondisi ini terjadi sejak awal tahun lalu dan berlangsung hingga sekarang. Namun demikian, lanjut dia, produksi tetap saja bisa dipenuhi bila ada pesanan.

“Kami bikin bila ada order,” jelasnya, Selasa (16/5/2015), ketika ditanya apakah penurunan utilisasi tersebut sampai menghentikan aktivitas perseroan.

Hadi menuturkan penurunan produksi juga dipicu rendahnya harga baja di pasaran. Setidaknya bila dibandingkan dengan tahun lalu maka harga baja sudah turun 20%. “Meski kami produksi berkurang, tapi baja di pasaran banyak, harga jual akhirnya juga turun,” katanya.

Advertisement

Dia juga tidak bisa memperkirakan sampai kapan lesunya industri baja dalam negeri. Pasalnya, kebijakan penerapan bea masuk khusus dari negara produsen juga tidak efektif melindungi industri baja nasional, mengingat China tidak termasuk.

Merujuk pada laporan keuangan (unaudited) Gunawan Dianjaya Steel per Maret 2015, perusahaan yang melantai di bursa saham dengan kode GDST ini membukukan penjualan Rp200 miliar pada tiga bulan pertama 2015. Nilai itu turun 39% dibanding dengan penjualan periode sama tahun sebelumnya Rp333,6 miliar.

Pelemahan penjualan, selisih kurs bahan baku, membuat perusahaan berbasis di Surabaya ini mencatatkan rugi periode berjalan Rp18,2 miliar. Tiga bulan pertama pada 2014, perseroan masih mencatatkan untung Rp24,66 miliar.

Advertisement

Penurunan utilisasi mesin dilakukan pula oleh PT Jaya Pari Steel Tbk., perusahaan yang biasa memproduksi pelat baja dengan tebal 50 milimeter dengan panjang 12 meter. Direktur Jaya Pari Steel Yurnalis Ilyas mengatakan penurunan produksi akibat daya serap pasar melemah. Hal itu tercermin dari pendapatan bersih perseroan per Maret 2015 Rp94,18 miliar turun 40% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp158,6 miliar.

Penurunan tersebut berimbas pada laba kompeherensif perseroan yang per Maret tercatat Rp1,32 miliar turun 69% dibandingkan periode sama sebelumnya Rp4,29 miliar. “Penurunan produksi dan juga penjualan tercermin dari kinerja. Faktornya pasar melemah, selisih kurs bahan,” katanya.

Direktur Betonjaya Manunggal Andy Soesanto mengatakan perusahaanya juga mengurangi utilisasi mesin produksi dari kisaran 70% menjadi hanya 45%-50%. Perusahaan yang memproduksi besi beton polos ukuran 6 milimeter-12 milimeter – biasa untuk bangunan – ini juga memasang target penjualan konservatif, 12.000 ton-15.000 ton baja sama dengan tahun sebelumnya.

Advertisement

“Mahalnya bahan baku [dibeli dengan dolar] dan lemahnya pasar membuat kami pasang target konservatif,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif