Soloraya
Kamis, 18 Juni 2015 - 07:50 WIB

WISATA BOYOLALI : Objek Wisata Baru Itu Bernama Jumbleng Biru

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anak berenang di objek wisata baru Jumbleng Biru, yang berlokasi di Dukuh Kemuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, Rabu (17/6/2015). (JIBI/Solopos/Hijriyah Al Wakhidah)

Tujuan wisata Boyolali yang mungkin belum banyak diketahui adalah Jumbleng Biru.

Solopos.com, BOYOLALI-Untuk menjangkau Jumbleng Biru yang berlokasi di Dukuh Kemuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota, memang tak begitu mudah. Pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang sampai ke Dukuh Kemuning. Kemudian, dari pintu masuk Jumbleng Biru, pengunjung masih harus melewati jalan setapak dengan jarak hampir 400 meter.

Advertisement

Sinergi Travel & Event Management Graha Solo Raya Lantai I. Jl Slamet Riyadi No 1 Solo- Jateng Telp +62-271) 5843678 – 2144388. HP 085 70268 6068 Fax +62 271 635936 www.solocitytravelguide.com. Email info@solocitytravelguide.com marketing@solocitytravelguide.com

Jalan itu cukup terjal karena objek wisata baru Jumbleng Biru berada di bawah tebing berkedalaman sekitar 15 meter.
Dua bulan lalu, kalangan pemuda Dukuh Kemuning yang gemar mbolang atau mencari ikan di sungai menemukan air terjun hanya dengan ketinggian sekitar 2 meter. Air terjun itu mengalir di antara Sungai Pusung yang ada di perbatasan Desa Mudal dan Desa Kiringan. Air terjun mengalir cukup deras dan air masih sangat bersih. Dalam kondisi tenang, air berwarna jernih kebiruan. “Oleh karena itu kami menamainya dengan Jumbleng Biru,” kata warga Dukuh Kemuning RT 004/RW 001, Desa Mudal, Faizal Faradoni, 21.

Di bawah air terjun membentuk semacam kolam seluas kurang lebih 50 meter persegi. Kedalamannya sekitar 5 meter tepat di titik jatuhnya air terjun dan mendangkal di bagian tepi sekitar 2 meter.

Advertisement

Pemuda Dukuh Mudal kemudian beriniatif untuk membersihkan sungai dan membuang rumput liar di sepanjang sungai dan sekitar air terjun. Selain membersihkan rumput, mereka juga membuat tangga menuruni tebing serta jembatan dari bambu untuk menjangkau ke lokasi air terjun. Mereka membuat gapura di pintu masuk Jumbleng Biru dan membuat beberapa papan peringatan seperti “Jangan lupa uluk salam”, “Dilarang membunuh binatang di sekitar Jumbleng Biru”, dan “Dilarang membuang sampah sembarangan”. Mereka juga membangun ruang ganti sederhana berbahan gedhek.

Saat ini, Jumbleng Biru menjadi objek wisata baru meski belum dikelola secara modern. Pengunjung bebas berenang di kolam kecil dan menikmati suasana alam yang masih sangat alami. Dengan persetujuan Pemerintah Desa (Pemdes) Mudal, mereka memberlakukan uang masuk lokasi Jumbleng Biru senilai Rp1.000 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk pengunjung dewasa.

“Pengunjung dari luar kota sudah sangat banyak, dari Klaten, Jogja, Sragen, Semarang, Salatiga, dan Solo. Untuk saat ini lebih banyak dikunjungi anak-anak dan remaja. Sehari rata-rata 300 orang.”

Advertisement

Salah seorang pengunjung asal Kragilan, Mojosongo, Satria, 16, mengaku tahu objek wisata baru itu dari teman-temannya. “Saya penasaran dan ingin melihat seperti apa sih air terjun Jumbleng Biru. Ternyata memang menyenangkan karena masih sangat alami,” kata Satria.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif