News
Kamis, 18 Juni 2015 - 06:30 WIB

TEBING PANTAI SADRANAN LONGSOR : Kronologi dan Nama-Nama Korban Pantai Sadranan Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Evakuasi korban tebing longsor di Pantai Sadranan, Rabu (17/6/2015). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Tebing Pantai Sadranan longsor, belasan wisatawan masih belum ditemukan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Tebing pantai Sadranan Gunungkidul longsor. Tebing setinggi 15 meter di bibir Pantai Sadranan, Desa Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul, runtuh, Rabu (17/6/2015) sore. Belasan orang hilang, dua dipastikan tewas. Sebelumnya diberitakan tiga orang tewas.

Advertisement

Ketua Tim Evakuasi Korban yang juga Kapolres Gunungkidul, AKBP Hariyanto, mengatakan 11 orang dilaporkan hilang akibat peristiwa tersebut. Hingga Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB, evakuasi masih berlangsung

“Ini masih data sementara, tetapi tidak menutup kemungkinan jumlah korbannya lebih banyak lagi,” kata Hariyanto di lokasi runtuhnya tebing, Rabu malam.

Advertisement

“Ini masih data sementara, tetapi tidak menutup kemungkinan jumlah korbannya lebih banyak lagi,” kata Hariyanto di lokasi runtuhnya tebing, Rabu malam.

Korban Hilang

Meski air laut pasang, ujar dia, evakuasi tetap dilakukan. Sementara, tiga dari 11 korban yang masih hilang sudah bisa diidentifikasi. Mereka yang terperangkap antara lain Risma Umami, warga Ngablak, Magelang, serta pasangan suami istri, Deni dan Tanti, warga Kecamatan Salaman, Magelang.

Advertisement

Dua korban yang meninggal adalah Joko Susanto, 35, asal Desa Ngablak, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah dan satu orang lagi yang belum teidentifikasi.

Sementara, dua korban yang sempat terperangkan namun selamat adalah Karwati, 40, warga Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, dan Ahmad Taufik, 20, warga Ngablak, Srumbung, Magelang.

Kronologi Kejadian

Advertisement

Salah seorang saksi mata, Endah mengatakan, tebing runtuh sekitar pukul 14.50 WIB. Sebelum kejadian, ia bersamaa keponakannya bermain di tepi pantai. Sementara, suaminya, Joko Susanto beserta dua keponakannya, Ahmad Taufik dan Risa Umami berada di bawah tebing. Seketika itu, ia mendengar suara bergemuruh dan melihat tebing longsor.

“Saya hanya bisa berteriak, karena suami dan keponakan saya berada di bawah reruntuhan,” kata Endah di sekitar lokasi kejadian.

Hal senada diungkapkan pengunjung lainnya, Supoyo. Menurut dia, tebing runtuh secara tiba-tiba. Dia tidak tahu pasti berapa korban di reruntuhan. “Pokoknya banyak, karena saat kejadian banyak wisatawan yang berlindung di tebing itu,” kata Supoyo.

Advertisement

Sesaat setelah tebing ambrol, wisatawan yang selamat langsung mengerubung di sekitar longsoran. Sejumlah pengunjung pun terlihat histeris melihat sanak saudara dan teman mereka berada di bawah reruntuhan.

“Kejadian ini langsung dilaporkan ke anggota SAR. Tak berselang lama, anggota tim penyelamat datang ke lokasi memberikan bantuan,” kata Supoyo.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan, tim evakuasi terus berusaha mencari korban di bawah reruntuhan. Dia menjelaskan, proses evakuasi mengalami beberapa kendala. Selain reruntuhan batu sangat besar, kondisi air laut juga mulai pasang.

“Awalnya, proses pencarian menggunakan alat manual. Tetapi sekarang dibantu menggunakan sebuah alat berat dan mesin pemecah batu,” ujar pria yang akrab disapa Dhimas itu.

Sementara itu data dari Posko SAR Baron menyebutkan korban sebagian besar korban adalah warga Kecamatan Srumbung, Magelang yang tengah berwisata di Pantai Sadranan. Tebing kapur yang runtuh itu ditumbuhi tanaman pandan laut.

Terpisah, satu wisatawan tenggelam di area sungai air terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen, Gunungkidul, Rabu, sekitar pukul 17.45 WIB. Ketua Desa Wisata Bleberan Tri Harjono mengatakan, korban bernama Oka Apriliantoro,25, warga Desa Trimulyo, Jetis, Bantul.

Ia mengungkapkan, Oka memasuki kawasan Air Terjun Sri Gethuk tidak melalui pintu masuk Sri Gethuk namun dari Desa Wisata Sri Tanjung. Ia bersama lima anggota rombongan lainnya menuruni tebing untuk mencapai dasar air terjun tanpa dilengkapi pelampung. Sesampainya di dasar air terjun, Oka terpeleset dan terjatuh ke sungai.

“Pengelola air terjun langsung terjun memberikan pertolongan. Namun, sayangnya, korban sudah tidak tertolong,” ujar dia.

Ia mengungkapkan, berbagai usaha dilakukan. Hingga berita ini diturunkan, Oka masih dalam pencarian. “Kami mengimbau, agar wisatawan tetap berhati-hati ketika berkunjung,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif