Soloraya
Selasa, 16 Juni 2015 - 05:10 WIB

WISATA KARANGANYAR : Balai Konservasi Temukan Batu Baru di Candi Sukuh

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Candi Sukuh di Ngargoyoso Karanganyar (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Wisata Karanganyar di Candi Sukuh, Karanganyar tengah dipugar. Balai Konservasi Borobudur mengklaim sejumlah batu pada bagian atas candi induk Sukuh tidak sama seperti bagian lain.

Solopos.com, KARANGANYAR — Balai Konservasi Borobudur mengklaim sejumlah batu pada bagian atas candi induk Sukuh tidak sama seperti batu pada bagian lain. Anggota Staf Kelompok Kerja (Pokja) Kajian dan Pengembangan Balai Konservasi Borobudur, Ari Swastikawati, mengatakan sejumlah batu pada bagian atas candi induk Sukuh memiliki warna berbeda dari batu lainnya.

Advertisement

Sinergi Travel & Event Management Graha Solo Raya Lantai I. Jl Slamet Riyadi No 1 Solo- Jateng Telp +62-271) 5843678 – 2144388. HP 085 70268 6068 Fax +62 271 635936 www.solocitytravelguide.com. Email info@solocitytravelguide.com marketing@solocitytravelguide.com

Menurut Ari, batu penyusun candi induk Sukuh berwarna merah keabu-abuan. “Ada beberapa batu warnanya abu-abu kehitaman. Bentuknya berbeda dibandingkan batu penyusun candi induk Sukuh yang lain. Tetapi, apakah itu asli atau enggak, kami belum memastikan,” kata Ari saat ditemui wartawan di Kompleks Candi Sukuh, Jumat (12/6/2015).

Dia memprediksi batu itu adalah batu baru setelah pemugaran pada bagian atas candi induk Sukuh sekitar 1979. Ari menjelaskan batu pada candi dapat diganti saat pemugaran. Namun, batu baru harus diberi tanda.

Advertisement

“Kekurangan pada masa lalu menjadi pelajaran bagi kami. Kalau memang harus mengganti batu baru, harus ditandai. Hal yang penting dalam pemugaran itu jangan meninggalkan jejak pada bangunan yang dibongkar,” jelas dia.

Hal senada disampaikan Kepala Seksi Pelestarian Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng), Gutomo. Dia mengatakan pemugaran pada bangunan candi bukan hal yang besar. BPCB sering mengerjakan pemugaran. Namun, dia mengklaim pemugaran terhadap candi induk Sukuh menarik perhatian.

“Candi Sukuh menarik perhatian. Padahal memugar itu pekerjaan biasa. Kali ini betul-betul berbeda. Ini daya tarik. Tantangannya mengembalikan kepada bentuk semula. Harus berhati-hati. Banyak ilmu akan didapatkan dari sini [pemugaran candi induk Sukuh],” ujar dia.

Advertisement

Gutomo juga menanggapi temuan sejumlah batu yang memiliki warna dan bentuk berbeda dibandingkan dengan batu lain penyusun candi induk Sukuh. Dia mengatakan penggantian batu lumrah terjadi. Bahkan, hal itu terjadi pada Candi Borobudur.

“Kalau di Borobudur itu bisa membedakan antara batu baru dan lama. Kalau batu baru dilubangi. Nah, kalau di sini nanti bagaimana saya kurang tahu,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif