Jatim
Selasa, 16 Juni 2015 - 05:05 WIB

TRADISI MEGENGAN : Tak Mau Sweeping, Ini Cara Warga Pare Kediri Sambut Bulan Ramadan

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Tradisi Megengan di Pare Kediri Jatim digelar di sejumlah masjid dan musala untuk menyambut bukan puasa.

Madiunpos.com, KEDIRI – Seratusan warga Dusun Cangkring, Desa Pelem, Pare, Kediri menggelar tradisi Megengan di masjid setempat, Senin (15/6/2015). Acara untuk menyambut bulan Suci Ramadan itu dilakukan dengan bagi-bagi nasi takir kepada sesama warga.

Advertisement

Pantauan Madiun Pos, acara Megengan diawali dengan bacaan zikir tahlil bersama. Dalam zikir tersebut, mereka mendoakan arwah para leluhur, orang tua agar diberikan ampunan. Seratusan warga laki-laki, perempuan, dan anak-anak berkumpul bersama di masjid setempat selepas Magrib. Mereka datang sambil membawa nasi takir dengan menu tambahan pokok, yakni apem dan pisang.

Setelah zikir bersama, mereka lantas menunaikan sembahyang isyak. Selepas isyak, mereka lantas membagi-bagikan nasi takir kepada sesama dan sebagian kepada warga yang kurang mampu. Ada yang dimakan di tempat, ada pula yang dibawa pulang.

Menurut warga setempat, Muchson, tradisi tersebut sudah berjalan turun temurun.  Pria yang juga didapuk sebagai memimpin acara doa bersama itu mengatakan, tradisi Megengan merupakan ajakan kepada warga setempat untuk saling memaafkan dan mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.

Advertisement

“Ini bagian dari ajaran Islam untuk saling memaafkan. Apalagi memasuki Bulan Ramadan, maka seorang muslim harus saling memafkn. Makanya ada makanan apem, sebagai simbol afwan [bahasa arab] yang berarti saling memaafkan,” paparnya saat berbincang dengan Madiun Pos, selepas acara Senin (15/6/2015).

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Bulan Puasa
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif