Soloraya
Selasa, 16 Juni 2015 - 05:50 WIB

RUSUNAWA SOLO : Peminat Tinggi, Satu Unit Diperebutkan 5 KK

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rusunawa Krekov, Jebres, Solo (ilustrasi/JIBI/dok)

Rusunawa Solo semakin diminati masyarakat.

Solopos.com, SOLO—Minat masyarakat Kota Bengawan untuk tinggal di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) semakin tinggi.

Advertisement

Kepala UPTD Rumah Sewa Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Toto Jayanto, mengatakan sebagai perbandingan, satu unit Rusunawa kini diperebutkan oleh lima peminat. Jumlah perbandingan peminat Rusunawa tersebut, lanjut dia, jauh lebih tinggi dibanding pada lima tahun atau bahkan sepuluh tahun yang lalu.

“Rusunawa pertama kali dibangun di Solo pada 2003. Saat itu bisa dikatakan perbandingannya, satu unit hanya diperebutkan 0,5 peminat. Artinya, rusunawa pernah tidak ada peminat. Semakin lama ternyata jumlah peminat rusunawa kian banyak,” kata Toto saat dijumpai solopos.com di ruang kerjanya, Senin (15/6/2015).

Toto menilai semakin tingginya minat masyarakat untuk menempati Rusunawa karena kemudahan fasilitas dan harga yang terjangkau. Dengan biaya sewa sekitar Rp150.000 per bulan sampai Rp250.000 per bulan, lanjut dia, masyarakat dapat menempati rumah layak huni tersebut, lengkap dengan fasilitas listrik dan air.

Advertisement

“Masyarakat Solo tidak lagi isin menempati Rusunawa. Banyak masyarakat yang kini cenderung membutuhkan tempat tinggal layak. Mulai pada 2010 peminat Rusunawa tampak terus meningkat. Saat itu, satu unit diperebutkan tiga peminat,” ujar Toto.

Toto mencontohkan sedikitnya 300 KK mendaftar untuk bisa menempati Rusunawa Begalon II, Kelurahan Panularan, Laweyan, Solo. Rusunawa yang dibangun pada 2006 itu padahal hanya tersedia 96 unit kamar. Hal tersebut juga terjadi pada Rusunawa Jurug, Kecamatan Jebres pada 2009. Banyak masyarakat hingga antre memesan Rusunawa berjumlah kamar hanya 72 unit.

“Sedikitnya ada empat syarat pokok masyarakat diperbolehklan untuk menempati Rusunawa, antara lain ber-KTP Solo, sudah menikah, tidak punya rumah, dan harus perpenghasilan sesuai UMK [upah minimum kota] Solo hingga batas atas Rp2,5 juta,” jelas Toto.

Advertisement

Toto menerangkan hingga 2015 terdapat delapan Rusunawa di Solo. Semua Rusunawa dibangun oleh Pemerintah Pusat, yaitu tujuh Rusunawa lewat Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan satu Rusunawa didirikan Kementerian Perubahan Rakyat (Kemenpera). Menurut dia, baru empat Rusunawa yang asetnya sudah dilimpahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

“Rusunawa Mojosongo rencana mulai uji coba pada bulan ini. Masyarakat yang telah terdaftar [sebagai calon penghuni Rusunawa] bisa mlebu untuk melihat kondisi kamar. Sementara itu, Rusunawa kesembilan yang juga dibangun di Mojosongo sudah masuk pembangunan sekitar 25%,” terang Toto.

Disinggung mengenai andil Pemkot Solo terhadap pembangunan Rusunawa, Toto menjelaskan hanya sebatas pengajuan. Selanjutnya, menurut dia, Pemkot Solo juga turut melengkapi sekaligus merawat sarana prasarana di setiap Rusunawa. Toto menyampaikan Pemkot Solo hanya menyediakan dana pemulihan untuk seluruh Rusunawa sedikitnya Rp100 juta per tahun.

“Awal pembangunan Rusunawa kami melengkapi sarana penyediaan listrik dan air. Selanjutnya, kami menyediakan dana pemulihan setiap tahun. Rusunawa kan perlu pemulihan. Dana itu dari kasda [kas daerah]. Jadi, penghuni juga perlu proaktif membayar sewa teratur agar kasda juga tersedia,” kata Toto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif