News
Senin, 15 Juni 2015 - 07:20 WIB

PERTUMBUHAN EKONOMI : Tahan Laju Inflasi, TPID DIY Siapkan Kebijakan Strategis

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Pertumbuhan ekonomi di DIY, utamanya mengenai laju inflasi disiasati dengan strategi teretentu.

Harianjogja.com, JOGJA- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY memperkirakan tekanan inflasi pada Juni dan Juli akan terjadi. Hal itu disebabkan karena peningkatan konsumsi masyarakat selama Ramadan hingga Idulfitri. Sejumlah persiapan pun dilakukan, mulai dari penyediaan stok hingga kebijakan lainnya untuk menjaga stabilitas ekonomi di DIY.

Advertisement

Ketua II TPID DIY Arief Budi Santoso mengingatkan agar semua pihak termasuk masyarakat untuk berhati-hati mewaspadai tekanan inflasi selama Juni dan Juli. Tekanan laju inflasi pada Juni ini, menurut dia, disebabkan tingginya daya beli masyarakat. Sementara, persediaan barang umumnya terbatas. Hal itu berdampak pada meningkatnya harga jual.

“Untuk inflasi pada Juni ini, diperkirakan tidak jauh berbeda dengan inflasi pada Mei lalu. Sekitar 0,36 persen. Namun, semua pihak harus berhati-hati untuk menjaga tekanan inflasi yang terjadi,” kata di Kepatihan Jogja, belum lama ini.

Sementara, perkiraan tingkat inflasi pada Juli sambung Arif, akan lebih tinggi dibandingkan inflasi pada Juni. Hal itu terjadi karena pada Juli mendatang, masyarakat akan menghadapi lebaran. Selain itu, pada Juli nanti PNS mendapat kucuran gaji ketiga belas dan karyawan mendapat tunjangan hari raya (THR).

Advertisement

“Ini yang akan membuat daya beli masyarakat meningkat,” katanya.

Agar laju inflasi tetap terjaga, TPID DIY akan terus memonitor ketersediaan bahan-bahan kebutuhan masyarakat. Selain berkoordinasi dengan para distributor, TPID bersama dinas terkait akan menggelar pasar murah.

“Selain itu, kami juga akan mendirikan posko siaga elpiji. Ini untuk menjaga ketersediaan elpiji selama Juni hingga Juli. Kami berkoordinasi dengan Pertamina dan Hiswana Migas,” ujar Kepala Bagian Analisa Kebijakan Produktivitas Biro Perekonomian dan SDA Pemerintah DIY, Salamun.

Advertisement

Menurutnya, posko siaga elpiji tersebut akan didirikan di masing-masing kelurahan dan balai desa di lima kabupaten/kota di DIY. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Pertamina dan Hiswana Migas.

“Posko ini akan menjual gas elpiji sesuai HET, yakni Rp15.500 per tabung. Hanya bagi rumah tangga dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saja dan bukan untuk industri,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif