Perkebunan Sragen yakni terkait hasil panen tebu turun saat musim kemarau.
Solopos.com, SRAGEN – Hasil panen tebu di Sragen pada tahun ini turun hingga 30% dibandingkan tahun lalu. Musim yang kurang bersahabat dianggap sebagai pemicu turunnya produktivitas tebu di Bumi Sukowati.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Sragen, Parwanto, mengatakan musim kemarau kali ini membuat pertumbuhan tebu kurang maksimal.
Saat musim bersahabat, satu hektare lahan basah bisa menghasilkan 1.000 kuintal tebu. Untuk satu hektare lahan kering bisa menghasilkan 700 kuintal tebu.
“Sekarang musimnya kurang bersahabat. Satu hektare lahan basah hanya bisa memproduksi 700 kuintal tebu, sementara satu hektare lahan kering hanya bisa menghasilkan 500 kuintal tebu. Musim kemarau ini sangat memengaruhi produktivitas tebu di ladang kering. Dari lahan tebu seluas sekitar 6.500 haktare yang tersebar di Sragen, 80% di antaranya merupakan lahan kering,” kata Parwanto saat ditemui