Otomotif
Minggu, 14 Juni 2015 - 07:30 WIB

SERBA LIMA : Inilah 5 Motor Lawas Paling Dicari

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster iklan Suzuki A100. (Kaskus.co.id)

Serba lima kali membahas sepeda motor lawas paling diburu di Indonesia.

Solopos.com, SOLO – Sepeda motor berkopling alias motor lanang lansiran lawas masih jadi buruan sejumlah kalangan di Indonesia. Semakin sulit dicari, umumnya harganya pun semakin tinggi. Penasaran apa saja motor lawas paling dicari itu? Simak serba lima berikut ini!

Advertisement

Meski telah beredar sepeda motor berteknologi modern di jalanan, keberadaan sepeda motor lawas rupanya masih belum hilang ditelan zaman. Bahkan, bagi sejumlah klub pencinta kuda besi berumur, sepeda motor lawas masih memiliki pesona tersendiri.

Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber,  berikut ini adalah lima sepeda motor sport lawas yang masih dicari di Indonesia.

Diawali Si Nyentrik CB

Poster iklan Honda CB100. (Motorlama.com)

Honda CB
Salah satu sepeda motor lawas yang masih dicari adalah seri Honda CB. Di Indonesia, motor berbentuk udang itu berjaya antara tahun 1971 hingga 1981. Pada zaman itu, CB merupakan salah satu tunggangan bergengsi yang umum dipakai kalangan dengan status ekonomi mapan.

Tidak semua seri CB yang beredar di Jepang juga beredar di Tanah Air. PT Federal Motor yang kala itu menjadi pengimpor resmi seri Honda CB hanya meniagakan CB100, CB125, CB175 dan CB200. Dari empat varian tersebut, tercatat CB100 dan CB125 merupakan model paling populer.

Advertisement

Di sejumlah situs jual-beli online, sepeda motor lawas Honda CB dengan kondisi terawat dijual seharga Rp8 jutaan hingga Rp10 jutaan. Sedangkan yang kondisinya kurang terawat umumnya dijual di bawah Rp2 juta.

Kendati demikan tidak sedikit pula yang menjual Honda CB hasil modifikasi dengan mesin yang sudah diganti menggunakan mesin Honda GL bahkan Honda Tiger. Harganya pun lebih bervariasi tanpa ada patokan.

Lihat Suzuki Unik

Suzuki A100

Poster iklan Suzuki A100. (Kaskus.co.id)

Dua tahun setelah kehadiran Honda CB 100,  yakni pada 1973, Suzuki turut menjajal bursa sepeda motor Indonesia. Salah satu produk yang ditawarkan saat itu adalah Suzuki A100 atau disebut juga FR70.

Advertisement

Sekilas bentuk Suzuki A100 dan Honda CB100 tidak jauh berbeda, mulai dari bentuk lampu, kaca spion, sepatbor, tangki hingga jok. Pada masanya, sepeda motor 2-tak itu kerap digunakan sebagai kendaraan polisi dan petugas pengantar surat.

Dikarenakan penurunan permintaan, Suzuki memutuskan untuk menghentikan produksi A100 pada 1980. Untuk masa sekarang, memiliki Suzuki A100 terbilang cukup menguntungkan, selain irit bahan bakar, pajaknya juga terjangkau, tidak lebih dari Rp40.000 per tahun.

Sayangnya cukup sulit menemukan sepeda motor lawas Suzuki A100 dalam kondisi utuh dan terawat. Sebab, sebagian besar pemilik A100 menjualnya secara pretelan. Akan tetapi jika sedang beruntung, motor bersejarah itu dapat dibeli dengan harga antara Rp1 jutaan hingga Rp3 jutaan.

Selanjutnya Si Binter

Binter Merzy

Binter Merzy alias Kawasaki KZ200. (Liputan6.com)

Advertisement

Sepeda motor legendaris lainnya di Tanah Air datang dari pabrikan Kawasaki pada 1980-an, KZ200 alias Binter Merzy. Dipakainya nama Binter bukan tanpa alasan. Sebab saat itu Kawasaki diniagakan oleh PT Bintang Terang yang penyebutannya lebih mudah jika disingkat menjadi Binter.

Tidak seperti CB100 dan A100 yang dirakit di dalam negeri, Binter Merzy hadir di Indonesia secara impor utuh Completely Built Up (CBU). Diposisikan sebagai penantang CB200, Binter Merzy juga dibekali mesin 200 cc.

Selain karena mesinnya yang andal, Binter Merzy juga populer karena harga jualnya yang saat itu dianggap lebih masuk akal ketimbang Honda CB200. Akan tetapi produksi motor lawas berbadan kekar itu harus terhenti pada 1986 karena PT Bintang Terang mengalami kebangkrutan.

Sama seperti seri Honda CB, harga Binter Merzy di bursa sepeda motor lawas masih cukup tinggi, yakni antara Rp7 jutaan hingga Rp10 jutaan. Bahkan jika kondisinya sangat terawat, harganya bisa tembus hingga Rp14 jutaan.

Simak Si Garang Yamaha

Yamaha RX King

Advertisement

Yamaha RX King. (Kaskus.co.id)

Siapa yang tidak kenal Yamaha RX King? Suaranya knalpotnya yang khas serta larinya yang kencang menjadi kesan yang melekat kuat pada sepeda motor 2-tak yang populer di Indonesia pada 1980-an itu.

Berbeda dari Suzuki A100 dan Honda CB100 yang pada masa itu populer di kalangan bapak-bapak, Yamaha RX King justru dianggap sebagai motor yang lebih berjiwa muda. Hal itu tampak dari desain lampu depan, tangki serta panel meter yang cenderung memiliki sudut tajam serta kubikasi mesin yang sedikit lebih besar, yakni 130 cc.

Karena melimpahnya onderdil dan banyaknya komunitas, RX King masih populer hingga saat ini. Di pasaran, motor yang kerap tampil sebagai kendaraan jambret dalam sinetron itu dijual antara Rp5 jutaan hingga Rp7 jutaan.

Selanjutnya Norton Necis

Norton ES2

Advertisement

Norton ES2. (Shannons.com.au)

Nama Norton mungkin kurang familiar di Indonesia dan kalah pamor ketimbang sepeda motor racikan Jepang. Akan tetapi bagi maniak sepeda motor lawas, kendaraan roda dua asal Brimingham, Inggris, itu merupakan barang yang wajib dimiliki.

Di Tanah Air, Norton yang paling terkenal adalah seri ES2 lansiran 1952 yang menggendong mesin 500 cc. Saat itu Norton ES2 didatangkan dari Inggris untuk keperluan pemerintahan. Saking banyaknya kolektor yang memburunya, motor lawas yang termasuk langka itu kini harganya bisa mencapai Rp58 jutaan.

Selain menjadi kendaraan pemerintahan di Indonesia, di negara asalnya Norton ES2 merupakan sepeda motor khusus militer. Akan tetapi lambat laun motor bersuara mirip helikopter itu turut serta dalam perlombaan balap.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif