Jogja
Minggu, 14 Juni 2015 - 08:20 WIB

RAMADAN 2015 : Waspadai Bahan Makanan Berbahaya!

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BPOM DIY I Gusti Ayu Adi Arya Patni, Jumat menunjukan bahan makanan yang neredar di pasaran. Sejumlah sample yang diambil mengandung zat-zat berbahaya. serta mengandung (12/6/2015) di Kepatihan Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Ramadan 2015 semakin dekat, kemungkinan makanan berbahaya beredar juga semakin besar.

Harianjogja.com, JOGJA– Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DIY mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati memilih bahan makanan, terutama selama bulan puasa. Pasalnya, hasil sidak yang dilakukan BPOM sejak 25 Mei hingga 9 Juni lalu, masih ditemukan bahan makanan yang mengandung zat-zat berbahaya di pasaran.

Advertisement

Selain itu, banyak kemasan bahan makanan yang dinilai tidak layak dikonsumsi sehingga membahayakan kesehatan konsumen.

“Jadi, kami mengimbau masyarakat lebih waspada memilih produk makanan yang beredar di pasaran,” ajak Kepala BPOM DIY I Gusti Ayu Adi Arya Patni, Jumat (12/6/2015) di Kepatihan Jogja.

BPOM DIY, sambungnya, akan terus melakukan pengawasan peredaran makanan dan minuman di pasaran. Pengawasan juga akan ditingkatkan selama Ramadan mendatang. Pihaknya akan mengambil sampling pada jajanan rumah tangga di pasar. Sebab, dari hasil uji sampel yang dilakukan sebelumnya ditemukan banyak jajanan yang dijual sudah kedaluwarsa.

Advertisement

“Bahkan, kami masih menemukan bahan makanan yang mengandung rodamin Borax dan formalin,” tukasnya.

Temuan tersebut, lanjut Patni, didasarkan pada uji sampling yang dilakukan BPOM. Sebanyak 52 sampel diambil dari lima pasar di lima Kabupaten dan Kota di DIY. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 sampel tidak memenuhi syarat atau mengandung bahan berbahaya. Setelah ditelusuri, kata Patni, bahan makanan yang dijual tersebut mayoritas diproduksi dari luar DIY.

“Kebanyakan dari Jawa Tengah seperti Kebumen, Magelang dan Solo. Hanya ada dua sampel yang produsennya dari DIY, yaitu dawet yang positif mengandung rodamin B,” katanya.

Advertisement

Selain makanan kedaluwarsa, BPOM juga turut mengawasi masalah distribusi pangan di DIY. BPOM, kata Patni, mengawasi 29 lokasi distribusi pangan mulai warung, toko modern hingga supermarket. Pihaknya juga memerika produk makanan yang dijual. Hasilnya, dari 29 lokasi yang diperiksa, sebanyak 11 tempat tak memenuhi syarat.

“Ada 41 item dengan jumlah 166 kemasan. Kami berharap agar masyarakat juga ikut mengawasi, lihat tanggal kadaluarsanya. Apakah ada kemasan rusak? Izin edar ada? Itu yang perlu diperhatikan,” jelasnya.

Selama Ramadan, BPOM menyiapkan tim pengawas untuk mengawasi peredaran makanan secara mobile kepada penjual takjil. Selain itu, juga mengawasi penjualan parcel yang sudah rusak, kadaluwarsa, ataupun tanpa ada izin edar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif