Soloraya
Minggu, 14 Juni 2015 - 22:15 WIB

KISAH MISTERI : Ajaib Batu di Sukoharjo Ini Tak Bisa Dipindahkan!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang perempuan renta, Suwarti, membersihkan batu keramat yang tergeletak di dekat pohon beringin di kawasan penuh pepohonan di Dukuh Sari Wangi, Tanjung, Nguter, Sukoharjo, Minggu (14/6/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kisah misteri di Sukoharjo ini seputar batu yang oleh warga setempat dijuluki batu keramat.

Solopos.com, SUKOHARJO — Batu berdiameter dua setengah jengkal tangan manusia dewasa tergeletak di dekat pohon beringin di tepi lahan penuh pepohonan di Dukuh Sari Wangi, Desa Tanjung, Nguter, Sukoharjo.

Advertisement

Batu yang tampak seperti batu pada umumnya itu dikelilingi jerami. Banyak orang mendatangi lokasi tersebut untuk mencoba mengangkatnya atau sekadar melihatnya.

Batu itu bukan batu akik yang saat ini sedang diburu orang. Batu tersebut merupakan batu yang dipercaya keramat.

Advertisement

Batu itu bukan batu akik yang saat ini sedang diburu orang. Batu tersebut merupakan batu yang dipercaya keramat.

Konon, tak ada satu orang pun yang mampu menggoyahkan, apalagi mengangkatnya. Meski keberadaannya sudah lama, namun warga Sukoharjo baru mengetahui sebulan terakhir.

Suwarti, 77, saat ditemui Solopos.com, Minggu (14/6/2015), mengatakan batu tersebut diletakkan suaminya yang meninggal dunia tiga tahun lalu itu sejak 35 tahun silam.

Advertisement

Sehingga batu itu digeletakkan begitu saja di tepi jalan. Pramono yang kala itu mengetahui informasi tersebut meminta izin membawa pulang batu itu.

Didoakan Dulu

Anehnya, setelah dia berdoa di dekat batu, para pekerja proyek dapat mengangkatnya ke becak.

Advertisement

“Itu pun yang mengangkatnya lebih dari 10 orang. Sesampainya di Malawapati suami saya meminta para pekerja meletakkan di dekat pohon beringin putih itu. Dari dulu sampai sekarang belum berubah tempat,” kata Suwarti.

Kabar keramatnya batu tersebut dengan cepat menyebar. Namun, warga Sukoharjo banyak yang tak percaya. Tetapi justru orang dari luar Sukoharjo yang mempercayainya.

Setiap malam Jumat dan Selasa Kliwon banyak orang yang datang bertirakat atau memberi sesaji di batu tersebut sembari meminta doa kepada Pramono. Mereka ada yang dari Demak, Pati, Wonogiri, dan Kaliyoso, Karanganyar.

Advertisement

Warga Begajah, Kecamatan Sukoharjo, Hafid, 30, kepada Solopos.com mengaku pernah mencoba mengangkatnya tapi tidak bisa. Padahal menurut dia batu itu tidak seberapa besarnya. Bahkan, batu itu sama sekali tidak goyah.

“Saya sampai ngejan juga enggak bisa menggesernya sedikit saja,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif