News
Sabtu, 13 Juni 2015 - 02:30 WIB

LEBARAN 2015 : Tekan Kendaraan Pribadi, Pelat B Hanya Boleh Sampai Semarang?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Antrean mobil di Pelabuhan Bakauheni, Jumat (1/8/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Kristian Ali)

Lebaran 2015 diprediksi akan diiringi lonjakan pemudik dengan kendaraan pribadi.

Solopos.com, SEMARANG — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempertimbangkan beberapa usulan untuk menekan jumlah pengguna kendaraan pribadi selama Lebaran 2015 menyusul prediksi lonjakan yang mencapai kisaran 7%.

Advertisement

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menuturkan peningkatan jumlah pemudik yang menggunakan mobil dan motor pribadi pada setiap Lebaran 2015 sulit untuk ditekan. Fenomena tersebut, jelasnya, hanya bisa diminimalisir dengan peningkatan kapasitas angkut seluruh moda transportasi.

Kendati begitu, Ignasius Jonan menuturkan terdapat sejumlah usulan tindakan yang dapat digunakan untuk menekan peninngkatan tersebut. Salah satunya, ungkapnya, pembatasan jangkauan kendaraan berdasarkan pelat kendaraan bermotor.

Advertisement

Kendati begitu, Ignasius Jonan menuturkan terdapat sejumlah usulan tindakan yang dapat digunakan untuk menekan peninngkatan tersebut. Salah satunya, ungkapnya, pembatasan jangkauan kendaraan berdasarkan pelat kendaraan bermotor.

“Ada beberapa usulan, misalnya kendaraan pribadi itu apa mau dibatasi kilometernya. Pelat B hanya boleh sampai Semarang saja dan sebagainya. Tetapi itu masih dibicarakan,” ujarnya ketika menghadiri kampanye keselamatan pelayaran dan peringatan Hari Pelaut sedunia di Pelabuhan Tanjung Emas, Jumat (12/6/2015).

Ignasius Jonan menuturkan kementerian selama ini telah mendorong peningkatan kapasitas angkut moda transportasi pada Lebaran tahun ini. Menurutnya, untuk jenis transportasi jalan penambahan bus diperkirakan mencapai kisaran 800 unit dibandingkan persediaan tahun lalu.

Advertisement

Sejalan dengan itu, Ignasius Jonan menuturkan kementerian memperkirakan penurunan jumlah penumpang hingga 5% pada angkutan darat. Penurunan jumlah penumpang tersebut diharapkan akan beralih pada penggunaan moda transportasi massal lain.

Karena itu, dia mengatakan pihaknya memperkirakan peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara dan laut, yakni masing-masing 3% dan sekitar 2%-3%. “Untuk darat, kami prediksinya berkurang 5% persen, tetapi ini yang bahaya kalau pindahnya ke transportasi darat pribadi,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Jonan, selam Lebaran 2015 lonjakan pengguna transportasi pribadi diperkirakan berkisar 5%-7%. Penyediaan infrastruktur jalan tol yang jauh lebih panjang dan lebih baik pada tahun ini dinilai menjadi salah satu pemicu peningkatan animo masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Advertisement

Data hasil pantauan tim posko lapangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di enam titik pemantauan arus lalu lintas menunjukan pertumbuhan mobil pribadi selama Lebaran tahun ini mencapai 5,80% atau menjadi 1,69 juta unit dibandingkan tahun lalu yang tercatat 1,59 juta unit. Jumlah sepeda motor bahkan diperkirakan lebih signifikan, yakni mencapai 7,77% menjadi 2,02 juta unit dari 1,88 juta unit pada tahun lalu.

“Itu tidak bisa ditekan, bagimana caranya. Beberapa usulan masih dibicarakan. Tapi yang penting, saya pikir semua [moda transportasi] disiplin,” ungkapnya.

Terpisah, Wakil Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan sulit untuk menekan peningkatan jumlah angkutan pribadi dengan mengandalkan solusi jangka pendek. Pasalnya, dia menilai belum tersedianya sarana transportasi yang memadai di berbagai daerah tujuan pemudik menjadi salah satu penyebab pemanfaatan kendaraan pribadi selama Lebaran.

Advertisement

Padahal, jelasnya, pemerintah pusat sudah sangat gencar mendukung transportasi Lebaran dengan mendorong kapasitas angkutan dan berbagai layanan lainnya. “Riset tahun lalu menyatakan 83% pemudik mudik dengan tujuan silaturahmi ke seluruh keluarga besar. Apakah di daerah sudah ada sistem transportasi yang murah dan nyaman untuk mendukung mobilitas mereka?”

Untuk itu, Djoko berharap ke depan pemda di seluruh Indonesia juga mulai melakukan penantaan sistem transportasi dengan menyediakan cetak biru pengembangan. Dengan begitu, sambungnya, peningkatan kapasitas dan kualitas transportasi yang dilaksanakan pemerintah pusat juga bisa sejalan dengan daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif