Soloraya
Sabtu, 13 Juni 2015 - 17:50 WIB

KEBAKARAN SUKOHARJO : Duh, Data Skripsi dan Uang Rp20 Juta Ikut Terbakar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Putra Joko Triyono, Titus Rozzyanto berdiri di antara puing-puing sisa kebakaran yang melanda gudang pengolahan kain bekas, Sabtu (13/6/2015). (JIBI/Solopos/Eni Widiastuti)

Kebakaran Sukoharjo dialami warga Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (12/6/2015) malam.

Solopos.com, SOLO-Seorang pria berkaus biru, Joko Triyono, 50, berdiri cukup lama di antara puing-puing gudang pengolahan kain bekas yang terletak di RT 002/011, Jaten, Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (13/6/2015). Pandangannya terus tertuju pada puing-puing sisa kebakaran, setelah si jago merah ludes membakar gudang beserta isinya, Jumat (12/6/2015) malam. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Putra Joko Triyono, Titus Rozzyanto juga berdiri tak jauh dari ayahnya.

Advertisement

Di hadapan Joko, terlihat tumpukan barang-barang sisa kebakaran. Antara lain dua mesin penghancur kain perca yang dulu dibeli Joko seharga Rp250 juta/mesin. Barang-barang di ruangan bagian depan yang dulu digunakan Joko dan anaknya untuk tidur juga hancur berantakan.

“Semua barang-barang saya habis terbakar. Termasuk uang Rp20 juta, sertifikat tanah dan rumah di Jakarta, kartu ATM, buku tabungan dan surat berharga lainnya. Bahkan sekarang saya tidak punya uang sama sekali,” ungkapnya saat ditemui solopos.com, Sabtu (13/6/2015).

Ia menceritakan sebelum musibah kebakaran terjadi ia sempat pamit ke karyawannya untuk istirahat sebentar. Saat itu, ada tiga karyawannya yang bekerja pada malam hari. Namun akhirnya Joko ketiduran. Ketika dibangunkan, si jago merah sudah membakar gudangnya. Joko pun segera pergi meninggalkan tempat tidur tanpa sempat menyelamatkan uang dan barang-barang berharga. “Kondisi kaget, lihat api, saya langsung keluar,” ujarnya.

Advertisement

Akibat kejadian itu, Joko mengaku harus menanggung kerugian hingga Rp800 juta. Meski trauma, Joko nantinya akan memulai usaha lagi untuk menyambung hidup. “Saya coba buka usaha lainnya,” ujarnya.

Joko bukanlah pemilik gudang itu. Ia menyewa gudang yang sebenarnya sudah tak layak huni itu sejak tiga tahun lalu dengan biaya sewa Rp30 juta/tahun. Pemilik gudang tersebut berasal dari Blora, Jawa Tengah. “Pemilik gudang sudah saya kasih tahu,” ujarnya.

Titus menceritakan musibah kebakaran yang menimpa orangtuanya juga telah menghilangkan banyak data pribadinya. Pasalnya komputer, laptop dan handphone semua ikut terbakar. Terutama data yang ia gunakan untuk menyusun skripsi. “Cuma tertinggal data yang tersimpan di flasdisk. Jumlahnya hanya sedikit,” ujar mahasiswa STIE Pignatelli itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif