Soloraya
Sabtu, 13 Juni 2015 - 12:50 WIB

BAYI JANTUNG BOCOR : Tolong, Keterbatasan Biaya Membuat Azka Tak Kunjung Dioperasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Azka Zain, 2, bayi yang mengidap jantung bocor digendong oleh ayahnya, Zaenal di rumah mereka yang beralamat di Dukuh Tegalsari, Desa Belangwetan, Klaten Utara, Jumat (12/6/2015). (JIBI/Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Bayi jantung bocor terjadi di Klaten. Keluarga seorang bayi di Tegalsari tak memiliki biaya untuk pengobatan.

Solopos.com, KLATEN-Selena Azka Zain mondar mandir bersama teman sebayanya bernama Aulia di dalam rumah sederhana di Dukuh Tegalsari, Desa Belangwetan, Klaten Utara, Jumat (12/6/2015). Sesekali, Azka menghampiri Sekar Dani Wulandari, ibu yang selama ini mengasuhnya guna meminta irisan apel.

Advertisement

Sekilas, tak ada yang aneh dengan kegiatan Azka siang itu. Bayi yang genap berusia dua tahun pada Selasa (16/6) mendatang kerap tersenyum ketika melihat tingka Aulia yang berlarian di ruang tamu.

Namun, dibalik keceriaanya, Azka harus berjuang melawan penyakit yang ia idap. Sejak usia lima bulan, dia didiagnosa dokter mengalami jantung bocor (kelainan pada struktur jantung yang mengakibatkan terjadinya lubang di sekat jantung). “Ketahuan kena jantung bocor itu saat usia lima bulan. Kata dokter ini penyakit bawaan,” jelas Sekar.

Kondisi itu membuat Azka tak bisa beraktivitas seperti bayi normal seusianya. Pertumbuhannya terlambat serta kerap muntah ketika batuk. “Tentu saja kalau bermain dengan teman sebayanya dia yang paling tidak kuat pertahanan tubuhnya,” ungkapnya.

Advertisement

Berbagai upaya pun sudah dilakukan mulai dari pengobatan medis hingga alternatif. Namun, pengobatan yang dilakukan selama ini tak membuahkan hasil. “Bocornya itu ada sekitar 1 sentimeter. Kebocoran tidak memungkinkan menutup kalau hanya pakai obat. Untuk sembuh total harus melalui operasi di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta,” urai Sekar.

Pekerjaan Zaenal, ayah Azka sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang tak menentu serta pas-pasan membuat bayi itu tak kunjung dioperasi. Apalagi, untuk melakukan operasi Azka minimal berada di Jakarta selama satu bulan. “Sebelum operasi itu Azka secara rutin diperiksa oleh dokter sekitar satu bulan. Ini yang menjadi kendala, karena selama satu bulan di sana juga butuh biaya untuk hidup. Kami tidak memiliki saudara yang tinggal di Jakarta,” ungkapnya.

Alhasil, Sekar dan Zaenal hanya bisa pasrah dan terus melakukan pengobatan seadanya meski tak menyembuhkan putri mereka. “Inginnya anak saya sembuh seperti anak seusianya yang sehat,” kata Zaenal.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif