Lifestyle
Sabtu, 13 Juni 2015 - 15:50 WIB

ARTIS HOLLYWOOD : Kunjungi Afsel, Angelina Jolie Serukan Diakhirinya Kekerasan Terhadap Perempuan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angelina Jolie. (Ilustrasi)

Artis Hollywood Angelina Jolie mengunjungi Afrika Selatan sebagai utusan PBB.

Solopos.com, JOHANNESBURG- Aktris Hollywood Angelina Jolie, yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai utusan PBB mengenai masalah pengungsi, pada Jumat (12/6/2015) menyerukan diakhirinya kekerasan terhadap perempuan.

Advertisement

Ketika berbicara dalam satu panel selama Pertemuan Puncak Ke-25 Uni Afrika (AU) di Johannesburg, Afrika Selatan, Angelina mengatakan kekerasan terhadap perempuan adalah masalah global, tapi perempuran Afrika paling menderita.

Lima juta orang telah kehilangan tempt tinggal akibat perang saat ini, dan lebih separuh dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, katanya.

Di Afrika kekerasan seksual diperlakukan sebagai kejahatan kecil dengan tingkat kekebalan lebih besar, dan kelompok bersenjata di benua tersebut menggunakannya sebagai senjata perang, kata Angelina.

Advertisement

Kejahatan seksual terhadap perempuan menjadi senjata pilihan bagi kelompok bersenjata di seluruh dunia sebab perbuatan itu seringkali terjadi tanpa hukuman bagi pelakunya, kata aktris tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

“Kekebalan yang nyaris total yang ada di seluruh dunia buat pelaku kejahatan terhadap perempuan di daerah konflik terutama berarti perempuan dan anak perempuan menanggung bebas perbuatan ekstrem yang secara suka-ria dan kejam dilakukan terhadap mereka,” kata Angelina Jolie.

Walaupun ada lebih banyak kesadaran mengenai hak asasi perempuan saat ini dan banyak pekerjaan baik, kemajuan berjalan lamban, katanya.

Advertisement

Wanita Ketua Komisi AU Nkosazana Dlamini-Zuma, yang juga tampil di podium, mengatakan perempuan mesti memainkan peran mereka dalam upaya mengakhiri konflik.

Perempuan harus hadir di meja perundingan ketika semua negara berusaha menyelesaikan perang saudara, kata Dlamini-Zuma.

Suara perempuan harus didengar dan diperhitungkan dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kestabilan, ia menambahkan.

Pertemuan Puncak AU tahun ini, yang memiliki tema Year of Women Empowerment and Development towards Africa’s Agenda 2063, dimulai pada 7 Juni dan akan berakhir pada 15 Juni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif