News
Jumat, 12 Juni 2015 - 01:22 WIB

UANG KERTAS : Kurangi Impor, Peruri Kembangkan Pabrik Kertas Uang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah (Bisnis-Rachman)

Uang kertas di Indonesia diproduksi dengan bahan impor. Perum Peruri mengembangkan pabrik kertas uang untuk mengurangi impor

Harianjogja.com, JOGJA- Perusahaan Umum Percetakan Uang (Peruri) ingin melepas ketergantungan bahan impor pembuatan uang dalam negeri. Salah satunya dengan mengembangkan bisnis anak perusahaannya.

Advertisement

Direktur Utama (Dirut) PT Peruri, Prasetio mengatakan, Peruri berusaha mandiri dan melepas ketergantungan bahan baku kertas pembuatan uang yang didominasi impor. Bahan pembuatan uang kertas, materai dan kertas berharga lainnya mencapai 70%. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengembangan pabrik kertas Padalarang.

“Kami punya anak perusahaan Pabrik Kertas Padalarang. Kalau sekarang hanya memproduksi kertas, ke depan kami akan optimalkan untuk mencetak uang kertas,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (11/6/2015) di Kepatihan Jogja.

Advertisement

“Kami punya anak perusahaan Pabrik Kertas Padalarang. Kalau sekarang hanya memproduksi kertas, ke depan kami akan optimalkan untuk mencetak uang kertas,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (11/6/2015) di Kepatihan Jogja.

Meski pabrik tersebut mampu mencetak uang kertas, lanjutnya, hal itu tidak serta merta Peruri mampu terlepas dari bahan impor. Pasalnya, untuk mampu menerbitkan uang kertas yang berkualitas bahan impor masih diperlukan.

“Kami tetap bermitra dengan negara-negara maju lain. Sebab, tidak bisa pembuatan uang kertas terlepas 100 persen dari bahan impor. Ada beberapa bahan impor yang tetap dibutuhkan,” tandasnya.

Advertisement

“Kalau ini dilakukan, maka ketergantungan bahan impor bisa ditekan hingga 60 persen. Saat ini masih dalam tahap kajian. Sudah banyak patner dari negara-negara maju yang tertarik bekerjasama dengan Indonesia untuk memproduksi uang kertas Indonesia,” tuturnya.

Prasetio mengaku upaya tersebut akan dilakukan dalam secepatnya. Terlebih jika diterapkan teknologi kertas relokasi dari negara-negara yang cetak uang tunainya turun karena ‘Less Cash Society’.

“Kami sebagai perusahaan pencetak uang juga ingin menjajaki teknologi kertas uang tersebut. Peruri sudah mempunyai anak perusahaan PT Kertas Padalarang yang akan dioptimalkan melalui inovasi dan kemitraan yang akan dijalan,” tandasnya

Advertisement

Disinggung pengaruh dollar terhadap kualitas bahan yang kertas yang diimpor, Prasetio mengaku hal tersebut tidak berpengaruh. Sebab, harga bahan baku kertas uang yang digunakan dikalkulasi dn disesuaikan oleh Bank Indonesia (BI) selaku pemberi tugas. Peruri hanya berfungsi mencetak bukan mengendalikan moneter.

“Kita bernegosiasi dengan user utamanya BI apabila terjadi perubahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS. Mengingat bahan baku kertas 70 persen masih impor sehingga fluktuasi rupiah cukup berpengaruh,” katanya.

Terkait perkembangan bisnis Peruri, Prasetio menyampaikan kinerja triwulan I 2015 perusahaan plat merah tersebut berhasil mencetak penjualan bersih quarter on quarter (qoq) Rp 580,22 miliar. Jumlah tersebut naik 27,45 persen dibandingkan dengan triwulan I 2014 yang mencapai Rp 455,34 miliar. Laba usaha juga tumbuh 22,91 persen dari Rp71,32 miliar pada triwulan I 2014 menjadi Rp 87,66 miliar pada triwulan I 2015. “Laba Bersih naik 20,84 persen dari Rp 44,70 miliar menjadi Rp 54,02 miliar. Artinya, kami masih mampu menjaga pertumbuhan di atas 20 persen,” tutupnya?.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif