News
Jumat, 12 Juni 2015 - 04:30 WIB

SUKU BUNGA KREDIT : JK Minta Bunga KUR Turun, Analis Bilang Mustahil

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin menenun sarung goyor di sebuah rumah di Semanggi RT3/RWXIV, Solo. Pengrajin tradisional seperti ini termasuk sasaran program kredit usaha rakyat (KUR). (JIBI/Solopos/Dok.)

Suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dinilai tak mungkin turun.

Solopos.com, JAKARTA — Penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dinilai tidak mungkin diwujudkan karena biaya operasional kredit sangat tinggi. Sementara itu, pemerintah tidak memiliki dana cukup untuk mensubsidi bank penyalur kredit.

Advertisement

Analis DBS Vickers Securities, Christopher Daniel Wijaya, menilai Bank Indonesia (BI) tidak mungkin menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) sesuai arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu. “Penurunan suku bunga KUR yang sangat drastis tidak mungkin terjadi,” katanya dalam riset yang diterbitkan DBS Group, Kamis (11/6/2015).

Pemerintah menghentikan program KUR pada akhir tahun lalu karena tingginya tingkat kredit macet (non performing loan/NPL). Dalam laporan selanjutnya, diindikasikan bahwa program KUR akan dihidupkan kembali oleh pemerintah, tetapi belum dimulai.

Bloomberg melaporkan bahwa Jusuf Kalla ingin menurunkan tarif KUR dari 22%-24% menjadi 12% yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga akan mensubsidi pembayaran bunga dan menyediakan dana yang lebih murah.

Advertisement

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang memiliki eksposur terbesar untuk pinjaman KUR menggambarkan biaya yang dibutuhkan dalam penyaluran KUR sangat tinggi yakni mencapai 14%-16%. Biaya operasional dan tenaga kerja dari kredit mikro tercatat mencapai 10%-12% dari nilai pinjaman, sedangkan rerata biaya dana diperkirakan 4%.

Dengan penetapan bunga KUR di level 12%, artinya pemerintah harus mensubsidi dana agar menjadi menguntungkan bagi bank. “Melihat anggaran yang ada saat ini, pemerintah tidak memiliki dana untuk subsidi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif