Jogja
Kamis, 11 Juni 2015 - 16:20 WIB

MIRAS SLEMAN : Lapen Dijual Menyerupai Es Teh

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Miras Sleman diperjualbelikan mirip racikan es teh.

Harianjogja.com, SLEMAN – Petugas Polsek Depok Barat merazia sejumlah penjual minuman keras ilegal guna meminimalisir peredarannya jelang ramadan selama sepekan terakhir. Penjual miras jenis lapen membuat racikan seperti es teh untuk mengelabuhi petugas.

Advertisement

Kapolsek Depok Barat Kompol Luthfi menjelaskan, dalam razia tersebut pihaknya mengamankan sedikitnya 300 botol miras ilegal berbagai merek. Selain disita dari penjualan perorangan, miras itu juga diamankan dari sejumlah kafe yang nekat menjual miras ilegal di kawasan Depok, Sleman. Razia miras, kata dia, sebenarnya sudah menjadi rutinitas. Meski demikian jelang pelaksanaan ibadah ramadhan, intensitas razia ditingkatkan. Ia berharap langkah operasi itu dapat menekan secara maksimal peredaraan miras terutama saat ramadhan berjalan.

“Ada 300 botol lebih berbagai merek, banyak pemain lama yang masih berjualan,” ungkapnya di Mapolsek, Rabu (10/6/2015).

Dalam razia tersebut pihaknya menggerebek sebuah kios yang berjualan miras jenis lapen. Sang penjual bernama Santoso yang menggelar miras di Mrican, Caturtunggal, Depok pun tak bisa mengelak ketika didatangi petugas. Karena kerapkali dilakukan penggerebekan, penjual ini lebih dahulu menyembunyikan mirasnya.

Advertisement

“Anggota parkir jauh dari tempat Santoso berjualan baru jalan kaki menuju kios. Karena sebelumnya pernah langsung parkir di depan kios, rupanya dia menyembunyikan,” ungkap mantan Kapolsek Playen ini.

Kemasan dan warna lapen buatan Santoso pun tergolong unik dengan menyerupai teh. Lapen dikemas di dalam sebuah plastik tebal dengan ukuran tidak lebih dari 500 mililiter. Kemudian plastik ditutup dengan mengikatkan pada lebihan plastik yang tidak terisi. Adapun warna cairan miras itu dipilih menyerupai teh.

Lapen itu biasa dijual dengan harga Rp15.000 perbungkus plastik. Santoso biasa menjual sekitar pukul 18.30 WIB. Dalam waktu sekitar tiga jam saja, dagangan lapen bungkusnya habis diserbu konsumen. Padahal Santoso tidak akan melayani pembeli baru karena dikhawatirkan petugas yang menyamar. Adapun lapen itu diracik oleh Santoso di rumahnya di Gunungkidul dengan berbagai macam bahan seperti pewarna makanan, alkohol dan air mineral. Pembelinya rata-rata para pemuda.

Advertisement

“Bentuknya tidak seperti miras, malah seperti es teh. Anehnya dia tidak melayani pembeli baru, hanya orang biasa membeli saja yang dilayani, tapi dalam tiga jam habis dagangan miras itu,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif