Soloraya
Rabu, 10 Juni 2015 - 20:40 WIB

MAKANAN BERBAHAYA : Teri Berformalin Ditemukan di Pasar Jungke Karanganyar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan teri (ews.kemendag.go.id)

Makanan berbahaya mengandung formalin ditemukan di Pasar Jungke Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Teri nasi dan teri basah yang dijual di Pasar Jungke Karanganyar mengandung formalin.

Advertisement

Temuan itu muncul saat petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mengecek kandungan bahan pengawet pada teri nasi dan teri basah menggunakan metode rapid test.

Petugas DKK menggunakan larutan formaldehyde kit. Hasil pengecekan pada teri nasi dan teri basah menunjukkan larutan mengandung teri nasi dan teri basah yang dicampur dengan tiga tetes formaldehyde kit berubah warna dari putih menjadi ungu.

Advertisement

Petugas DKK menggunakan larutan formaldehyde kit. Hasil pengecekan pada teri nasi dan teri basah menunjukkan larutan mengandung teri nasi dan teri basah yang dicampur dengan tiga tetes formaldehyde kit berubah warna dari putih menjadi ungu.

Namun, pengecekan kandungan pengawet menggunakan formaldehyde kit tidak bereaksi terhadap kerupuk kulit dan mi kuning basah.

“Teri nasi dan teri basah memakai formalin. Kandungan formali pada teri nasi lebih tinggi. Buktinya, reaksi larutan berwarna ungu pekat. Kalau normal itu enggak berubah warna [tetap putih]. Hla ini larutan berubah warna menjadi ungu sebelum 10 menit. Itu berarti mengandung formalin,” kata Staff Bagian Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK Karanganyar, Sri Marindahyani, saat ditemui wartawan di sela-sela mengecek sejumlah bahan makanan di Pasar Jungke Karanganyar, Rabu (10/6/2015).

Advertisement

Pasar Legi

Pedagang Sembako di Pasar Jungke Karanganyar, Rusmanto, menuturkan kulak teri nasi dan teri basah di Pasar Legi. Dia kulak teri nasi Rp40.000-Rp50.000 per kilogram sedangkan teri basah Rp20.000 per kilogram.

Menurut dia penjualan teri saat hari biasa maupun menjelang Ramadan fluktuatif. Namun, dia mengaku tidak mengetahui apabila teri nasi dan teri basah mengandung formalin.

Advertisement

“Enggak tahu kalau ada formalin. Ya kadang-kadang dapat sosialisasi [dari dinas terkait], tetapi kan enggak tahu mana saja yang ada formalin. Ya saya kulak lagi. Hla banyak yang beli,” ujar dia saat ditanyai wartawan.

Hal senada disampaikan penjual mi kuning basah, Mukiyem. Dia juga membeli mie kuning basah di Pasar Legi. Harga mi kuning basah Rp5.000 per kg. Dia membeli 5 kg-10 kg setiap hari atau dua hari sekali. Itu tergantung penjualan laris atau tidak.

“Mi ini hanya bertahan satu hari saja. Kalau dua hari sudah enggak kuat. Kalau enggak laku, saya kembalikan ke pedagang di Pasar Legi. Di sana [Pasar Legi] juga dibuang,” ungkap dia.

Advertisement

Selain mengecek kandungan pengawet pada sejumlah bahan makanan, tim gabungan itu juga mengecek masa kedaluarsa pada makanan dan minuman di salah satu mini market di Karanganyar. Hasilnya, sejumlah makanan ringan, susu formula untuk anak-anak, makanan terbuat dari cokelat, saus kemasan botol, mi instan, dan lain-lain itu kedaluarsa.

Bahkan ada makanan kemasan plastik bening ukuran 0,5 kg-1 kg tidak memiliki izin pangan Industri Rumah Tangga (IRT), kode produksi, lokasi produksi, dan lain-lain.

Padahal itu makanan anak-anak. Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Karanganyar, AKP Suryo Wibowo, menuturkan operasi bahan makanan dan masa kadaluarsa makanan dan minuman itu untuk persiapan menjelang Ramadan.

“Kami mengecek bahan-bahan mengandung zat berbahaya. Kami juga ingin menciptakan situasi kondusif menjelang Ramadan. Beberapa bahan makanan mengandung formalin. Kami harap masyarakat waspada terhadap makanan berpengawet,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif