News
Selasa, 9 Juni 2015 - 21:20 WIB

PENELITIAN MAHASISWA : Santher, Ini Sabun atau Lumpur?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim santher dari UGM (JIBI/Harian Jogja/Humas UGM)

Penelitian mahasiswa UGM memanfaatkan limbah lumpur geothermal.

Harianjogja.com, SLEMAN-Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi dengan memanfaatkan limbah lumpur geothermal sebagai sabun mandi. Seperti apa?

Advertisement

Kelima mahasiswa tersebut seperti Radinda Blan Zaqina, Salma Inayatun Farida, Fariz Azwar Azri, dan Rakan Romi Arsalam merupakan mahasiswa jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM).

Lumpur geothermal yang merupakan bahan baku dari Santher ini memiliki kandungan mineral yang bermanfaat bagi kulit, yaitu silika 26,0449 ppm dan sulfur 9,9979 ppm. Silika bermanfaat membuat kulit lembut sedangkan sulfur mengandung antibakterial serta anti-jamur sehingga bisa digunakan untuk mengobat penyakit kulit seperti bekas luka, jerawat dan ketombe.

“Manfaat lain dengan adanya Santher ini bisa memajukan potensi wisata kawasan geothermal serta menciptakan produk khas yang dapat mencirikan kawasan geothermal,”papar Radinda, Senin (8/6/2015) seperti rilis yang Harianjogja.com, terima.

Advertisement

Radinda menuturkan pembuatan Santher menggunakan lumpur limbah geothermal dari kawah Sikidang di Dieng, Wonosobo yang telah dihilangkan kandungan ion logam yang tidak diinginkan. Lumpur ini kemudian dicampur dengan NaOh, VCO, dana aroma kemudian diaduk dan diperam selama 2 minggu. Sabun ini cukup aman karena telah melalui sejumlah pengujian, seperti EDX dan stabilitas.

“Sabun ini punya tingkat kadar air dan kadar asam lemak bebas sesuai dengan baku mutu sabun mandi di Indonesia,”katanya.

Sementara itu Rakan Romi Arsalan mengakui tantangan terbesar dalam penelitian mereka adalah membuat komposisi sabun yang tepat sehingga serbuk lumpur yang berkhasiat bisa tersebar merata dalam sabun. Selain itu, diperlukan pula pemahaman karakteristik kimia dan fisika agar membuat sabun beraroma wangi, tidak berbau belerang yang menyengat. Setelah melewati sejumlah proses sabun ini akhirnya berhasil dibuat menjadi beberapa aroma, yaitu cendana, kopi dan greentea.

Advertisement

“Enam bulan prosesnya dan diperoleh komposisi yang tepat berupa sabun dengan tekstur halus, busa lembut dan aroma teh hijau,”kata Rakan.

PKM-Penelitian mahasiswa UGM ini terbukti dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai paduan dalam membuat lumpur geothermal menjadi sabun. Sabun geothermal berpotensi dijadikan produk unggulan daerah wisata geothermal karena dirancang untuk menghasilkan standar proses pembuatan sabun melalui teknologi sederhana dan tepat guna

Advertisement
Kata Kunci : PENELITIAN MAHASISWA UGM
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif