Jatim
Senin, 8 Juni 2015 - 09:05 WIB

NGAJI LANGGAM JAWA : “Alquran Itu Memiliki 140-an Langgam”

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (republika.co.id)

Ngaji langgam Jawa hanyalah satu di antara sekian ratus langgam bacaan Alquran di dunia.

Madiunpos.com, NGAWI – Langgam atau gaya bacaan ketika membaca Alquran tak bisa dilepaskan dari akar tradisi masyarakat setempat. Itulah sebabnya, bacaan Alquran di penjuru dunia memiliki seratusan lebih langgam.

Advertisement

Budayawan Islam, Zastrouw Al Ngatawi mengungkapkan, tradisi membaca Alquran yang kini paling populer memang hanya dikenal tujuh macam bacaan. Tujuh bacaan itu, kata dia, juga bukan berasal dari langgam Arab Saudi, tempat di mana Alquran diturunkan.

“Ada sekitar 140-an langgam Alquran di penjuru dunia yang diketahui. Itu belum termasuk langgam di berbagai daerah yang belum dikenal. Namun, yang populer memang hanya tujuh langgam,” ujar Zastrouw saat berbincang dengan Madiun Pos di sela-sela kegiatannya ke Ngawi, Minggu (7/6/2015).

Menurut Zastrouw, Alquran selama ini tetap bisa diterima di berbagai penjuru dunia lantaran mampu beradaptasi dengan akar budaya setempat. Bukan sekadar langgam atau bacaanya, lebih dari itu, karena subtansi nilai-nilai ajaran Alquran juga berdenyut di setiap manusia dengan budaya yang berbeda sekalipun.

Advertisement

“Subtansi Alquran itu bukan pada langgam, namun ajarannya. Soal langgam,terserah mau pakai langgam daerah mana, asal tak mengubah tajwid dan makhrojul hurufnya,” papar mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU itu.

Zastrow mengingatkan bahwa aneka budaya, bangsa dan suku adalah bagian dari keniscayaan yang sudah di nash Tuhan dalam Alquran. Akal budi manusialah yang bertugas mengolahnya sehingga tak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, Ketuhanan dan keadilan.

“Silakan mengaji dengan langgam Jawa jika itu justru bisa mengantarkan batin kita kepada kekhusukan dan kedekatan dengan Tuhan. Simbah simbah kita dulu kalau mengaji ya pakai langgam Jawa, bukan Arab, karena itulah yang dekat dengan jiwanya,” terangnya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif