Lifestyle
Minggu, 7 Juni 2015 - 01:10 WIB

TIPS KARIER : Awas, Kerja Sif Malam Berdampak Buruk bagi Kesehatan!

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kerja sif malam (Ibtimes.co.uk)

Tips karier menyebutkan kerja di sif malam dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Solopos.com, SOLO – Apakah Anda seorang pekerja yang karap bekerja di malam hari? Waspadalah, terlalu sering bekerja di malam hari ternyata berisiko mengganggu kesehatan Anda. Kok bisa?

Advertisement

Para ahli kesehatan mengatakan. jika jam istirahat malam terganggu maka dalam jangka panjang akan sangat berisiko bagi kesehatan. Dilansir laman Boldsky, Sabtu (6/6/2015), berikut beberapa risiko kesehatan yang bisa timbul akibat sering bekerja pada sif malam:

Insomnia
Bekerja pada sif malam dapat menganggu jam biologis tubuh serta merusak pola tidur seseorang. Jika kerap masuk sif malam, maka seseorang bisa menderita insomnia. Insomnia adalah penyakit susah tidur yang bisa disebabkan oleh kelelahan serta depresi.

Insomnia dapat mengganggu kinerja organ-organ dalam tubuh. Seseorang yang terkena insomnia akan mengalami penurunan konsentrasi yang mengganggu fungsi otak.

Advertisement

Gangguan Kehamilan
Bagi wanita yang kerap bekerja pada malam hari pun memiliki tingkat risiko kemandulan yang lebih tinggi. Bekerja pada sif malam menyebabkan tidak seimbangnya hormon pada wanita. Terlebih bagi wanita yang sedang hamil. Sebaiknya hindarilah bekerja pada sif malam.

Penurunan Konsentrasi
Kondisi tubuh pada malam hari sangat berbeda dengan pagi hari. Pada malam hari, berbagai organ penting dalam tubuh mengalami penurunan kinerja. Otak misalnya, kinerja otak pada malam hari mengalami penurunan yang cukup drastis.

Penurunan kerja otak menyebabkan berkurangnya konsentrasi sehingga bisa berakibat fatal, seperti terjadinya kecelakaan baik dalam tempat kerja maupun di jalan saat seseorang berada dalam perjalanan pulang.

Advertisement

Diabetes
Terganggunya jam tidur pada malam hari juga bisa menyebabkan seseorang mengalami obesitas. Kondisi tersebut menurut para ahli medis akan meningkatkan risiko diabetes. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh terganggunya proses metabolisme tubuh. (Chelin Indra/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif