Jogja
Minggu, 7 Juni 2015 - 12:20 WIB

TAMBANG PASIR KULONPROGO : Polres Terus Tindak Penambangan Pasir Ilegal

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Tambang pasir Kulonprogo yang ilegal masih banyak dijumpai tengah beroperasi.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Penambangan pasir ilegal semakin marak di kawasan Sungai Progo. Bahkan, aktivitas penambangan iti mulai banyak dikeluhkan warga, terutama di wilayah Kecamatan Sentolo dan Kecamatan Nanggulan.

Advertisement

Kabag Ops Polres Kulonprogo Kompol Dwi Prasetio mengungkapkan, telah menerima laporan adanya aktivitas penambangan ilegal. Dalam operasi yang dilakukan Polres Kulonprogo, aktifitas penambangan pasir di Dusun Mentobayan, Desa Salamrejo, Sentolo akhirnya dihentikan pada Jumat (5/6/2015).

“Ada beberapa titik yang kami periksa. Kami juga mengamankan tiga alat berat yang diduga digunakan untuk menambang,” ujar Dwi.

Dwi mengungkapkan, operator backhoe dan beberapa orang dibawa ke Mapolres untuk diperiksa. Dalam operasi tersebut, ada dua lokasi yang menjadi sasaran. Di antaranya wilayah Dusun Demen, Wijimulyo, Nanggulan serta Dusun Mentobayan, Desa Salamrejo, Sentolo. Dia mengatakan, operasi tersebut menindaklanjuti adanya laporan tentang aktifitas penambangan pasir di lokasi tersebut.

Advertisement

Lebih lanjut dia menjelaskan, satu unit backhoe dan truk disita di wilayah Sentolo. Sedangkan di wilayah Nanggulan, dua backhoe tampak ditinggalkan operatornya dan dalM kondisi terparkir di pinggir sungai.

“Ada juga truk, sopirnya juga tidak ada. Namun, kendaraan yang ada di lokasi itu tetap kami lakukan penyitaan,” jelas Dwi.

Dwi menambahkan, sampai saat ini masih mengembangkan penyelidikan terhadap aktivitas ilegal tersebut. Dia menegaskan, aktifitas penambangan tanpa izin itu merupakan pelanggaran seperti yang tercantum dalam Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.

Advertisement

“Kami akan terus berupaya melakukan penindakan, selama penambangan ilegal masih berlanjut,” tandas Dwi.

Sementara itu, Susanto, salah satu operator backhoe di Mentobayan, mengaku baru tiga hari melakukan pengerjaan di wilayah itu. Dia berkilah, ketika petugas datang dirinya sedang mengerjakan pembukaan akses jalan untuk kendaraan yang akan mengangkut pasir. Bahkan, pembukaan akses jalan merupakan permintaan dari warga.

“Pekerjaannya seminggu, baru jalan tiga hari. Aktifitas penambangannya rencananya untuk warga dan dilakukan manual, tidak pakai alat berat,” jelas Susanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif