Soloraya
Minggu, 7 Juni 2015 - 15:37 WIB

LEBARAN 2015 : Jalur Solo-Selo-Borobudur Belum Rampung Sampai Lebaran

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara melintasi jalur Solo-Selo-Boyolali (SSB) saat ada perbaikan jalan, Sabtu (9/3/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Lebaran 2015 masih akan diwarnai belum rampungnya proyek perbaikan jalan.

Solopos.com, BOYOLALI — Perbaikan jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) yang merupakan jalur alternatif Boyolali-Magelang dan jalur pariwisata, diperkirakan tidak akan selesai pada Lebaran 2015, Agustus mendatang.

Advertisement

Pengawas Jalur SSB wilayah Boyolali-Magelang dari Bina Marga Jawa Tengah, Sumarwan, mengatakan proyek perbaikan jalur SSB saat ini baru memasuki tahap awal. “Namun, menjelang Lebaran nanti kami pastikan jalur tersebut sudah nyaman dilalui meskipun belum selesai 100%,” kata Sumarwan, kepada Solopos.com, Minggu (7/6/2015).

Sumarwan menjelaskan saat ini perbaikan jalur SSB sedang dalam tahap pembuatan penguat jalan atau pondasi jalan. Di beberapa lokasi khususnya di lokasi yang rawan longsor seperti di daerah Candi Baru dan Genting, Cepogo, dibuat balok tarik agar pondasi jalan lebih kuat.

Sementara di lokasi lain hanya dibuat cakar ayam. Jalan yang dibuat pondasi balok tarik mencapai 50% dari total panjang jalan yang diperbaiki. Seperti diketahui, proyek perbaikan jalur SSB dilakukan di sepanjang jalur Cepogo-Selo tepatnya di KM 38.900 sampai KM 42.770.

Advertisement

“Sampai Lebaran nanti, pengecoran rigid belum bisa dilakukan. Saat ini kami selesaikan dulu penguatnya. Terus nanti diratakan dan bisa dilewati kendaraan saat Lebaran.”

Proyek perbaikan jalur SSB, diperkirakan memakan waktu sembilan bulan atau sampai akhir tahun. “Jadi kami meminta pengguna jalur untuk bersabar sementara waktu.”

Sementara itu, salah satu pengguna jalan, Jati Utomo, 40, menyambut baik proyek perbaikan jalur pariwisata dan alternatif Boyolali-Magelang. Namun, dia terkadang mengeluh karena tidak semua lokasi perbaikan jalan itu dijaga petugas pengatur lalu lintas. Dampaknya, sering terjadi benturan kendaraan dari arah barat dan timur.

Advertisement

“Saya pernah kesulitan karena tidak ada petugas pengatur lalu lintas. Saya naik dari arah Cepogo kebetulan di separuh jalan yang bisa dilewati ada mobil dari arah Selo.”

Menanggapi hal ini, Sumarwan mengatakan Bina Marga banyak dibantu masyarakat kampung yang secara sukarela ikut membantu mengatur lalu lintas. “Kebetulan belakangan banyak agenda Sadranan. Jadi banyak masyarakat yang tidak ikut membantu mengatur lalu lintas melainkan ikut acara Sadranan di kampung,” ujar Suwarman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif