Soloraya
Minggu, 7 Juni 2015 - 07:50 WIB

INFRASTRUKTUR PERTANIAN : Petani Brojol Nantikan Embung Air

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintasi jalan di dekat tanah kas desa yang akan digunakan untuk pembangunan Embung Brojol, Kecamatan Miri, Sragen, Sabtu (6/6/2015). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Infrastruktur pertanian di Sragen masih kurang mendukung. Petani di Desa Brojol mendambakan adanya embung.

Solopos.com, SRAGEN—Kalangan petani di Desa Brojol, Kecamatan Miri, Sragen, menantikan pembangunan embung air tak jauh dari lahan pertanian mereka.

Advertisement

Para petani mengaku sudah lama mengimpikan embung untuk mengairi lahan pertanian tadah hujan mereka. “Sebenarnya, tanah di sini itu sangat subur. Namun, kami hanya bisa menanam padi dua kali dalam setahun. Sisanya kami menanam jagung jika sudah memasuki musim kemarau,” kata Suyanto, 40, warga Dusun Brojol, Desa Brojol, saat ditemui solopos.com di ladangnya, Sabtu (6/6/2015).

Selama menanam padi, kata Suyanto, para petani di Desa Brojol sudah terbiasa gagal panen karena factor kekeringan. Para petani juga kerap memanen padi lebih dini lantaran batang tanaman sudah kering duluan. Padahal, biji padi belum saatnya untuk dipanen.

“Para petani di sini menyebutkanya dengan istilah gabuk. Isi gabah tidak penuh karena belum saatnya dipanen. Tapi kalau tidak lekas dipanen, tanaman padi keburu kering dan mati. Padahal kalau digiling, beras itu akan mudah patah-patah. Kalau sudah seperti itu, harganya juga turun,” jelas Suyanto.

Advertisement

Suyanto mengakui ladangnya seluas 8.000 meter persegi milik orangtuanya hanya berjarak sekitar 700 meter dari Bendung Kedung Kancil. Kendati begitu, lokasi lahan berada di atas perbukitan sehingga sulit untuk mendapatkan pasokan air dari Bendung Kedung Kancil. “Kalau mau menyedot air dari Kedung Kancil dibutuhkan mesin disel yang besar. Sebagai petani biasa, kami jelas tidak mampu membelinya,” paparnya.

Suyanto mengaku sudah mendengar kabar rencana pembangunan embung air di Desa Brojol. Rencananya, pembangunan embung itu berlokasi di tanah kas desa di sebelah utara Dusun Rejosari, Desa Brojol. Dia menyambut baik rencana pembangunan Embung Brojol itu. Kendati begitu, dia tidak menginginkan embung itu kering saat musim kemarau. “Kalau embung itu kering di musim kemarau ya sama saja. Mestinya embung itu bisa digunakan untuk menyimpan air di musim kemarau,” ujarnya.

Nungki, 35, petani lain berharap pembangunan Embung Brojol bisa menjadi solusi bagi petani yang kesulitan mendapat air. Desa Brojol berada di perbukitan sehingga sulit mendapatkan sumber air. “Embung itu diharapkan menjadi jawaban atas masalah kekeringan yang dihadapi petani,” paparnya.

Advertisement

Pagu anggaran senilai Rp2 miliar dari APBD Provinsi Jawa Tengah 2015 disiapkan untuk membangun Embung Brojol pada tahun ini. Saat ini, rencana pembangunan Embung Brojol sudah memasuki tahap lelang. Berdasar pengamatan di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Sragen, 21 rekanan berminat mengikuti lelang pembangunan Embung Brojol. Namun, hanya tiga rekanan yang mangajukan penawaran. Ketiga rekanan itu meliputi CV Mutiara dengan harga penawaran Rp1,6 miliar, CV Sendiko dengan Rp1,7 miliar dan CV Surya Putra dengan Rp1,9 miliar.

“Embung ini bisa jadi salah satu solusi petani. Pembangunan embung ini sesuai permintaan masyarakat. Pemerintah desa setempat tidak keberatan jika tanah kas desa digunakan sebagai embung air,” kata Kepala Bidang Pengairan Pertambangan dan Energi (PPE), Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Subagiyono, saat ditemui di kantornya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif