Soloraya
Sabtu, 6 Juni 2015 - 05:45 WIB

HOTEL DI SOLO : Okupasi Hotel Berbintang Solo Naik 7,5%, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - The Sunan Hotel, Salah Satu Hotel Bintang 4 di Solo (JIBI/Solopos)

Hotel di Solo menangguk untung pada April 2015, promosi penyebabnya.

Solopos.com, SOLO — Tingkat hunian kamar atau okupasi hotel berbintang di Solo mengalami kenaikan 7,52% menjadi 43,48% pada April 2015. Kenaikan okupasi hotel berbintang itu terdongkraknya gencarnya promosi pariwisata dan event yang diselenggarakan di Kota Bengawan.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan okupasi hotel berbintang Solo pada Maret tercatat 40,44%. Angka tersebut naik 3,04 poin menjadi 43,48% pada April.

Menurutnya, kenaikan paling signifikan terjadi pada hotel berbintang tiga yang naik 5,39 poin atau 14,71%. “Sedangkan, okupasi tertinggi terjadi pada hotel bintang satu yang mencapai 46,85%. Sementara, okupasi terendah terjadi pada hotel bintang dua dengan 39,93%,” katanya saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Senin (1/6/2015).

Advertisement

Menurutnya, kenaikan paling signifikan terjadi pada hotel berbintang tiga yang naik 5,39 poin atau 14,71%. “Sedangkan, okupasi tertinggi terjadi pada hotel bintang satu yang mencapai 46,85%. Sementara, okupasi terendah terjadi pada hotel bintang dua dengan 39,93%,” katanya saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Senin (1/6/2015).

Selain okupasi, rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang pada April juga mengalami peningkatan hingga 0,06 poin. Sebelumnya, lama menginap pada April 1,50 hari, kini naik menjadi 1,56 hari.

Rata-rata lama menginap tamu tertinggi terjadi di hotel bintang satu dengan 1,96 hari. Sedangkan, lama menginap yang terendah terjadi pada hotel bintang dua dengan 1,21 hari.

Advertisement

Dominan Wisatawan Lokal
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Suwarno, tidak memungkiri meningkatnya okupasi hotel berbintang Solo itu akibat promosi dan event yang digelar di Kota Bengawan. Namun demikian, event tersebut belum sepenuhnya menarik wisatawan secara signifikan.

Event yang hanya diselenggarakan sehari lalu bubar itu hanya menghasilkan sampah dan kerusakan taman. Berbeda kalau event diselenggarakan selama beberapa hari, itu akan terasa dampaknya kepada hotel,” urainya saat berdiskusi di BPS, Senin.

Sejauh ini, wisatawan yang berkunjung dan menginap di hotel masih didominasi oleh masyarakat lokal. Sementara, wisatawan asing masih sangat sedikit jumlahnya.

Advertisement

“Bisa dikatakan wisatawan domestik di Solo itu mencapai 98%, sedangkan wisatawan mancanegara masih sangat kecil,” urainya. Dia pun meminta agar Pemerintah Kota Solo semakin gencar mempromosikan parwisata dan hotel, terutama melibatkan pengusaha secara langsung.

Kasi Akomodasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Siti Khotimah, mengatakan salah satu event yang ikut memberikan kontribusi terhadap okupasi hotel adalah penyelenggaraan Solo Indonesia Culinary Festival 2015. Event yang diselenggarakan selama empat hari tersebut dinilai mendongkrak dan menambah poin pada April.

Hingga saat ini, Disbudpar telah berupaya untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara ke Solo. Salah satunya dengan menggelar roadshow ke Bali dan Singapura. “Meski belum mendapatkan keuntangan secara langsung, tetapi paling tidak nanti bisa dirasakan dalam jangka panjang,” katanya di lokasi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif