Jogja
Jumat, 5 Juni 2015 - 22:20 WIB

DEMAM BERDARAH SLEMAN : Pasien di Caturtunggal Naik 25%

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk memutus daur hidup nyamuk (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Demam berdarah Sleman terkhusus di Desa Caturtunggal mengalami kenaikan 25%.

Harianjogja.com, SLEMAN-Angka penderita demam berdarah dengue (DBD) Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok menunjukkan peningkatan. Kenaikan diperkirakan mencapai 25% dari tahun sebelumnya.

Advertisement

Koordinator Pelayanan Masyarakat (Yanmas) Puskesmas Depok 3, Wati Setyawati mengatakan, sampai awal Juni, penderita DBD sudah mencapai 44 orang.

“Data DBD 2014 ada 31 penderita. Tapi sekarang [2015], baru sampai pertengahan tahun saja sudah ada 44 penderita. Naik drastis,” ungkapnya saat ditemui Harianjogja.com, Kamis (4/6/2015) siang.

Menurutnya, daerah Caturtunggal memang daerah endemis DBD sehingga angka penderita setiap tahunnya tinggi dibanding kecamatan lainnya.

Advertisement

Info terakhir yang diterimanya, ada penambahan penderita DBD dari Dusun Gowok.

“Kemarin [Rabu] ada laporan masuk dari desa kalau ada satu anak usia 14 tahun kena DBD. Dirawat di RS. Bethesda,” kata Wati.

Menanggapi laporan itu, pihaknya segera turun ke lokasi yaitu Dusun Gowok untuk melakukan kunjungan penyelidikan epidemologi. “Siang ini juga kami akan ke Gowok. Akan kami cek apakah ada penularan atau tidak, termasuk dari cek ABJ-nya [angka bebas jentik],” jelasnya.

Advertisement

Jika ABJ melebihi 95%, kecil kemungkinan adanya penularan. Namun jika kurang dari itu maka penularan bisa terjadi. Jika ada penularan terhadap minimal dua orang serta ada rekomendasi dari rumah sakit maka akan segera dilakukan fogging.

Wati berharap, mengingat kasus DBD berhubungan dengan penyakit mematikan maka warga disarankan untuk segera melaporkan ke puskesmas. “Kalau secara prosedur dari warga lapor RT, RW, dukuh, desa baru sampai ke kami [Puskesmas]. Malah nanti tertahan informasinya jadi lama. Langsung saja warga lapor ke puskesmas,” katanya.

Menanggapi adanya penderita DBD, Kepala Dusun Gowok membenarkan hal itu. “Iya ada satu warga yang kena di RT 9 sana,” kata Kadus Gowok, Puja Wiratna di rumahnya. Ia mengatakan, hingga saat ini kasus DBD di daerahnya baru satu orang dan belum ada laporan susulan terkait penularan pada warga lainnya.

Menurutnya belum ada tanda-tanda penularan pada keluarga penderita maupun tetangga yang lain. “Jumantik sudah jalan di sini jadi upaya yang kami lakukan hanya antisipasi saja,” paparnya. Jika ada penularan, pihaknya akan segera lapor Puskesmas untuk meminta dilakukan fogging.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif