Soloraya
Kamis, 4 Juni 2015 - 06:50 WIB

RENOVASI PASAR : Pedagang Pasar Tanggul Keluhkan Los Terbuka

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang dan masyarakat sekitar Pasar Tanggul, Kampungsewu, Jebres, Solo menggunakan travelator seusai peresmian pasar oleh Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, Senin (1/6/2015). (JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu/dok)

Renovasi Pasar Tanggul selesai dilakukan. Pedagang juga mulai menempatinya.

Solopos.com, SOLO-Sejumlah pedagang Pasar Tanggul Jebres mengeluhkan los tempat berjualan yang terbuka dan hanya diperbolehkan menggunakan almari sebagai tempat penyimpan barang dagangan.

Advertisement

Pantauan solopos.com di lokasi, sejumlah pedagang yang menggunakan los terbuka sebagian besar merupakan pedagang pakaian dan pedagang sayur serta bumbu dapur. Masih banyak los yang kosong belum digunakan pedagang sebagai tempat berjualan. Selain itu, ada pula yang baru mengangkut almari dan menatanya di los yang telah disediakan.

Pedangan kaos sablon Pasar Tanggul, Ida, 30, mengatakan pedagang tidak diperbolehkan membuat kios di los terbuka yang telah disediakan tersebut. Pedagang hanya diperbolehkan menggunakan almari yang tingginya tidak boleh lebih dari satu meter untuk menyimpan barang.

Dia juga mengatakan sebenarnya ia was-was saat meninggalkan barangnya di almari yang ditempatkan di los terbuka itu. Apalagi dirinya nanti akan membawa perangkat komputer yang digunakan untuk mendesain kaos sablon.
“Meskipun sudah ada petugas pengamanan yang menjaga, tetap aja was-was meninggalkan barang dagangan di los terbuka,” katanya saat ditemui solopos.com, Rabu (3/6/2015).

Advertisement

Dia berharap bisa membangun kios tertutup di los yang telah disediakan tersebut. “Selain itu, listrik juga belum ada, jadi saya saat ini juga kesusahan untuk menyablon kaos, karena belum dialiri listrik,” ujar dia.

Hal senada juga dikatakan pedagang pakaian Pasar Tanggul, Wiji, 42. Menurutnya, jika bertempat di los terbuka tentu akan menyulitkan pedagang. Selain itu, untuk mengembangkan barang dagangan, pedagang juga akan berfikir berkali-kali.
“Kalau berjualan di kios tertutup bisa menyetok barang dagangan banyak, kalau hanya di los terbuka ya susah untuk nambah barang. Karena tempatnya terbatas,” ujarnya.

Kepala Pasar Tanggul, Prasetyo, menyampaikan untuk saat ini pedagang yang berjualan di los terbuka memang tidak diperbolehkan menutup los itu. Selain itu, pedagang juga tidak diperbolehkan untuk membawa almari yang tingginya melebihi satu meter. Namun, suatu saat nanti pasti pedagang diperbolehkan membangun kios di los terbuka tersebut.

Advertisement

“Nanti kalau sudah berjalan pasti diperbolehkan membangun kios, tetapi untuk saat ini belum diperbolehkan,” katanya.
Dia menjelaskan di Pasar Tanggul ada 45 kios, 126 los terbuka, dan 90 tempat oprokan. Saat ini seluruh tempat tersebut sudah ada yang memiliki, namun memang masih ada pedagang yang belum menggunakan kios atau los tersebut untuk berjualan.

“Jika tidak segera ditempati, kami akan memanggil mereka dan meminta supaya segera ditempati. Ini supaya pasar terlihat ramai,” ungkap dia.

Mengenai keamanan, pihaknya sudah menyiapkan empat petugas keamanan untuk menjaga kawasan pasar selama 24 jam. Ia menjamin keamanan pasar bisa dijaga, untuk itu pedagang tidak perlu mengkhawatirkan dagangan yang diletakkan di los terbuka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif