Krisis Irak dan Suriah diklaim telah menunjukkan kemajuan hasil serangan pasukan koalisi terhadap ISIS.
Solopos.com, PARIS — Lebih dari 10.000 militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terbunuh sejak pasukan koalisi internasional mengerahkan serangan udara sembilan bulan lalu.
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, Rabu (3/6/2015) menyatakan serangan di Irak dan Suriah untuk melawan ISIS tersebut mengalami banyak kemajuan. “Kami telah melihat banyak kerugian di Daesh [sebutan lain ISIS], sejak awal serangan lebih dari 10.000 tewas,” kata Blinken seusai rapat koalisi di Paris, Prancis seperti dilansir Reuters.
Negara-negara barat dan Arab pada Selasa (2/6/2015) kembali melancurkan serangan udara menyasar para pejuang ISIS di Irak. Serangan pasukan koalisi pimpinan AS mengalami kemajuan di Irak sejak mereka berhasil merebut kota Tikrit dari militan ISIS.
Seperti diungkapkan Perdana Menteri Irak, Haidar Al Abadi, Selasa (31/3/2015), pasukan Irak dibantu kelompok paramiliter Shiite mengusir militan ISIS keluar dari pusat kota Tikrit. Pasukan pemerintah Irak butuh waktu sebulan untuk merebut kota itu dari tangan ISIS.
Tikrit menjadi benteng kelompok-kelompok jihad Sunni yang memberontak terhadap pemerintah Baghdad dan telah berkali-kali menjadi target serangan udara AS. Meski demikian, serangan pasukan koalisi belum mengalami kemajuan serupa di Suriah. Tak seperti di Irak, serangan udara koalisi tak didukung mitra kekuatan darat untuk menghadapi militan ISIS.