News
Kamis, 4 Juni 2015 - 08:20 WIB

BUTA AKSARA DIY : Tahun Ini, DIY Ditarget Bebas Buta Aksara

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi UN SMP (JIBI/Dok)

Buta aksara di DIY ditarget tuntas tahun ini

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis daerah ini bebas buta aksara pada 2015.

Advertisement

“Kami optimistis tahun ini DIY sudah bebas dari tuna aksara, meski pemerintah pusat baru menargetkan bebas secara nasional pada 2017,” kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal, Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Didikpora) DIY Mulyati Yuni Pratiwi, Selasa (2/6/2015).

Menurut dia, bebas buta aksara ditargetkan tercapai sekurang-kurangnya 95% dari seluruh jumlah penduduk. Sementara hingga saat ini tingkat bebas buta aksara telah mencapai 93%.

“Target 95 persen, memang melampaui target nasional yang menargetkan mencapai 73 persen pada 2015,” kata dia.

Advertisement

Menurut Yuni, hingga 2013 jumlah warga produktif yakni berkisar 35-50 tahun di DIY yang masuk daftar tuna aksara masih 66.076 orang, dan pada 2014 telah kembali berkurang menjadi 47.776 orang.

Mereka antara lain tersebar di daerah-daerah pelosok di perdesaan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, Bantul. Sementara untuk Kota Jogja hampir 100% bebas buta aksara.

Untuk mengurangi jumlah tuna aksara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Didikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan program pendidikan keaksaraan dasar (PKD) yang ada di setiap Kabupaten.

Advertisement

“Dalam PKD kami tetap menekankan pengajaran mengenai calistung [membaca, menulis, berhitung],” katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan program keaksaraan usaha mandiri (KUM) yang akan menyediakan Rp4.600.000 untuk tiap kelompok yang masing-masing terdiri atas 10 orang lulusan PKD.

Sehingga dengan warga tuna aksara diharapkan akan memiliki kecakapan kewirausahaan. Hal itu diupayakan karena, menurut dia, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi sudah tidak memungkinkan.

“Bagi tuna aksara dengan usia minimal 35 tahun, memang cenderung kami arahkan untuk memiliki kecakapan hidup antara lain melalui pelatihan kewirausahaan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif