Teknologi
Rabu, 3 Juni 2015 - 16:45 WIB

KISAH MISTERI : 100.000 Antelop Mati Misterius di Asia Tengah

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan antelop mati di Asia Tengah (Antara)

Kisah misteri matinya 100.000 antelop di Asia Tengah belum terjawab.

Solopos.com, SOLO – Antelop menjadi hewan langka yang dilindungi dunia. Pendekatan konservasi alam pun dilakukan untuk melestarikan hewan mirip rusa ini. Namun, upaya melestarikan antelop ini harus menelan kekecewaan kala bulan lalu ribuan antelop di Asia Tengah mati lantaran terkena penyakit misterius dalam beberapa dua pekan.

Advertisement

“Saya bingung dalam melukiskan dengan kata-kata. Kehilangan 120.000 ekor binatang dalam dua atau tiga pekan adalah fenomenal,” kata Joel Berger, ilmuwan senior pada Masyarakat Konservasi Alam Liar (WCS).

Sebuah tim internasional yang terdiri dari para ahli biologi alam liar diterjunkan untuk mengetahui penyebab matinya antelop-antelop ini. “Apa pun penyebabnya, ini berpotensi menyianyiakan upaya konservasi bertahun-tahun, dan lebih jauh membahayakan spesies-spesies itu,” kata Aline Kuehl-Stenzel, koordinator spesies pada Convensi untuk Konservasi Spesies Hewan Liar Berimigrasi.

Antelop saida adalah makhluk yang menakjubkan. Pada musim semi, mereka berpindah ke stepa-stepa sampai mencapai jumlah ribuan, betinanya biasanya melahirkan bayi kembar. Antelop saiga bisa menempuh lebih dari 50 mil sehari saat berpindah, dan bisa berlari dalam kecepatan 40 mil per jam.

Advertisement

Dari waktu ke waktu, antelop saiga mati dalam jumlah besar. Hal besar terakhir terjadi adalah pada 2010 ketika 12.000 ekor antelop saiga mati. Sampai kini penyebab kematian hewan ini tidak bisa dipastikan, karena para biolog memang tak bisa mempelajarinya lebih dekat.

“Tidak ada data sama sekali, dan oleh karena itu orang menjadi berspekulasi,” kata Richard A. Kock, pakar penyakit alam liar dari Royal Veterinary College, London, Inggris.

Pada 13 Mei 2015 lalu Dr. Kuehl-Stenzel mulai mendapat laporan dari para pejabat pemerintah Kazakhstan, salah satu dari lima negara yang melestarikan antelop saiga, bahwa kematian massal itu sudah dimulai.

Advertisement

Ratusan bangkai ditemukan yang kebanyakan adalah para betina induk dan bayi-bayinya. Beberapa hari kemudian, jumlahnya membesar. Kematian massal antelop ini kini 10 kali lebih besar dibandingkan peristiwa serupa pada 2010. “Skalanya benar-benar tidak pernah terjadi sebelumnya,” kata Dr. Kuehl-Stenzel sebagaiman diberitakan Antara.com, Selasa (2/6/2015).

Dr. Berger mengatakan harus segera mencari tahu apa yang menyebabkan antelop-antelop saiga ini mati demi menjamin kelangsungan hidup jangka panjang spesies ini: “Kita tidak akan berada di depan kurva jika kita tak memahami apa yang sedang terjadi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif