Jogja
Selasa, 2 Juni 2015 - 11:20 WIB

WISATA SLEMAN : Lava Bantal, Sejarah Pembentukan Pulau Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

Wisata Sleman berupa keberadaan lava bantal di Berbah sewajibnya dilestarikan.

Harianjogja.com, SLEMAN– Dosen Jurusan Geologi Universita Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Bambang Prastistho, menyatakan keberadaan lava bantal di Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman merupakan bukti sejarah terbentuknya Pulau Jawa.

Advertisement

“Lava bantal tersebut merupakan bukti sejarah pembentukan Pulau Jawa, ini untuk pembelajaran secara terus-menerus,” kata Bambang di Sleman, , Senin (1/6/2015).

Menurut dia, situs lava bantal tersebut terungkap merupakan erupsi sekitar 30 juta tahun silam.

Advertisement

Menurut dia, situs lava bantal tersebut terungkap merupakan erupsi sekitar 30 juta tahun silam.

“Tidak mudah menentukan tahunnya meletus, perlu sample (batu) yang masih segar. Kami bisa perkirakan itu sekitar 30 juta tahun yang lalu,” ungkapnya.

Ia mengatakan, lava bantal Berbah tersebut lebih tua dibandingkan gunung api purba lain yang masih berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Langgeran, di Kabupaten Gunungkidul.

Advertisement

Bambang mengatakan, magma lava bantal tersebut di dalamnya membentuk gelembung-gelembung. Juga merupakan daerah retasan, yang menjadi tempat bertumbuhnya air.

“Itu menjadi tempat bertumbuhnya air, keluar sedikit-sedikit mata airnya,” tuturnya.

Ia mengatakan, dengan semakin banyak dikenal masyarakat umum, dan dibuka sebagai salah satu objek wisata, diharapkan agar masyarakat setempat bisa menjaganya.

Advertisement

“Dipelihara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harus guyub, rukun. Akan sangat sayang bila tidak dijagan” ucapnya.

Dalam beberapa waktu terakhir ini banyak pemburu batu akik yang merusak lava bantal. Ia mengatakan, untuk dijadikan akik, batuan lava bantal tidak baik.

“Mungkin ada bagian yang keras, tapi untuk akik tidak bisa,” imbuhnya.

Advertisement

Situs lava bantal tersebut, akhir-akhir ini memang diketahui bebatuannya diambil oleh orang tak dikenal.

Menurut salah satu anggota dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat Purnomo, pihaknya sampai hartus membuat papan pengumuman agar batuan lava tak dicongkeli.

“Banyak diambil orang batunya. Mereka yang mengambil tersebut biasanya dilakukan pada malam hari. Mencari kelengahan warga setempat yang melakukan penjagaan,” ungkapnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif