Jatim
Senin, 1 Juni 2015 - 22:05 WIB

PERNIKAHAN MANUSIA DENGAN PERI : Selain Peri, Inilah Memedi Jawa Berjenis Kelamin Wanita

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hantu berjenis kelamin wanita (1080plus.com)

Pernikahan peri dengan manusia terus jadi perhatian publik. Terlebih lagi, kini memedi Jawa berjenis kelamin perempuan itu dikabarkan segera melahirkan anak.

Solopos.com, SOLO— Kabar hubungan pernikahan manusia bernama Ibnu Sukodok atau Mbah Kodok dengan peri Roro Setyowati asal Hutan Ketonggo, Ngawi, Jawa Timur, hingga kini masih heboh diperbincangkan.

Advertisement

Terlebih lagi, belakangan ini, kabar pernikahan peri dengan manusia itu disusul kabar baru bakal dilangsungkannya prosesi selamatan bayi yang diklaim sebagai buah cinta mereka, awal Juni 2015. Menjadi semakin heboh diperbincangkan ketika mitologi Jawa menganggap peri sebagai salah satu memedi Jawa. Bagaimana bisa?

Sebagaimana dipaparkan Suwardi Endraswara, guru besar Pendidikan Bahasa Jawa pada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam bukunya yang berjudul Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen (2004), peri termasuk dalam jajaran lima memedi—makhluk halus atau hantu— di Jawa. Ia menjadi memedi karena mati secara tak wajar, misalnya karena pembunuhan.

Empat memedi Jawa lainnya adalah wedhon, pocong, kuntilanak, dan sundel bolong. Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari lima hantu atau memedi berjenis kelamin wanita dalam mitologi Jawa, menurut Suwardi Endraswara. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Diawali dengan Wedhon

 

Wedhon

Ilustrasi hantu wedhon (m.ceritamu.com)

Advertisement

Hantu wanita pertama yang dipaparkan Suwardi Endraswara adalah wedhon. Wedhon dalam buku Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen (2004) adalah memedi Jawa yang menampakkan wujudnya dengan pakaian serba putih.

Ia diyakini sebagai perubahan wujud orang mati tak wajar akibat kecelakaan. Jenis kecelakaan yang membuat perempuan mati mengenaskan dan menjadi wedhon menurut Suwardi antara lain tergilas kereta api, tertabrak bus, jatuh dari pohon, dan sejenisnya.

Wedhon diyakininya kerap berada di kawasan perempatan jalan dan menggoda orang-orang yang lewat di sana. Wedhon menampakkan dirinya dengan meloncat-loncat di hadapan orang yang lewat, hingga membuat orang yang melihatnya itu ketakutan. Aksi hantu wedhon tersebut diyakini karena ingin ikut bersama orang yang ditakuti-takuinya itu. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Selanjutnya Pocong…

 

Pocong

Ilustrasi hantu pocong (Youtube)

Advertisement

Pocong merupakan memedi yang mirip wedhon. Ia pun berasal dari wanita yang tewas secara tidak wajar. Perbedaan wedhon dan pocong, sebagaimana dipaparkan dalam buku Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen karya Suwardi Endraswara tahun 2004 adalah pada sebab kematian tak wajar mereka.

Jika wedhon berasal dari korban tewas akibat kecelakaan, maka pocong diyakini berasal dari korban tewas akibat tindak kriminal. Seperti halnya wanita korban penganiayaan, wanita meninggal saat menggugurkan kandungannya, wanita yang menggantung diri, dan sejenisnya.

Pocong kerap berada di area kuburan. Biasanya, hantu pocong berkeliaran dengan berbalut kain kafan bak jenazah berjalan. Ia menampakkan dirinya dengan berjalan atau melompat-lompat di area kuburan itu.

Seperti halnya hantu wedhon, pocong juga menakut-nakuti orang yang melewati kuburan tersebut, dengan tujuan ingin ikut bersama orang tersebut. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Berikutnya Kuntilanak…

Kuntilanak

Advertisement

Ilustrasi hantu kuntilanak (Youtube)

Hantu wanita berikutnya dalam mitologi Jawa adalah kuntilanak. Kuntilanak diyakini berasal dari roh halus perempuan hamil yang meninggal dunia saat proses melahirkan, sementara bayi dalam kandungannya belum sempat lahir.

Kuntilanak sering disebut juga sebagai hantu Geger Growong, yakni hantu dari perubahan roh wanita yang meninggal dunia akibat kunduran. Kunduran adalah kematian seorang ibu bersama bayi yang dilahirkannya, saat proses melahirkan. Terlebih jika bayi yang dikandungnya adalah hasil hubungan gelap, lebih berpotensi menjadikan mayat si ibu menjadi hantu geger growong atau kuntilanak.

Sama halnya dengan pocong, hantu kuntilanak juga bisa disebabkan oleh tindak kriminal yang sengaja dilakukan, seperti wanita yang menggugurkan kandungan hingga mengakibatkan ia meninggal bersama bayinya.

Suwardi Endraswara dalam bukunya yang bertajuk Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen  lebih lanjut menjelaskan, agar mayat wanita hamil itu tidak berubah menjadi kuntilanak, maka beberapa bagian anggota tubuh seperti jemari dan sikunya perlu ditusuk dengan jarum sebelum dimakamkan.

Asumsi tersebut mungkin yang pada akhirnya mengantarkan orang Jawa pada sebuah tradisi tertentu, yakni ketika perempuan yang sedang hamil ingin ke kamar mandi atau ke sungai untuk buang air dan sebagainya, disarankan untuk membawa benda tajam, seperti paku, pisau, tusuk konde, dan sejenisnya, agar tidak diganggu kuntilanak. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Berlanjut ke Sundel Bolong

Advertisement

Sundel Bolong

Ilustrasi hantu sundelbolong (Youtube)

Hantu wanita berikutnya yang diyakini dalam mitologi Jawa adalah sundel bolong. Sundel bolong adalah hantu wanita yang penampakannya sekejap lalu menghilang.

Sundel bolong sebagaimana dipaparkan Suwardi Endraswara dalam bukunya yang bertajuk Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen biasanya berasal dari seorang pelacur yang tewas karena dibunuh.

Disebut sundel bolong, karena ada bagian tubuh hantu itu yang diyakini berlubang. Lubangnya pun dapat berganti-ganti. Terkadang di bagian punggung, perut, mata, kemaluan, dan sebagainya. Terbentuknya lubang itu diyakini akibat sentuhan seseorang.

Tak seperti hantu-hantu wanita sebelumnya yang menakuti korbannya dengan melompat-lompat, hantu sundel bolong cukup mesem (tersenyum) untuk membuat seseorang merasa takut. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Advertisement

Terakhir, Peri…

Peri

Ilustrasi hantu peri (boxmisteri.blogspot.com)

Hantu wanita terakhir yang dipaparkan Suwardi Endraswara dalam bukunya yang bertajuk Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen adalah peri. Peri adalah roh wanita yang menjadi hantu karena mati secara tak wajar, misalnya karena pembunuhan.

Pembunuhan tersebut, umumnya dilakukan oleh seorang pria. Itulah yang membuat si peri merasa kecewa dan memiliki niat jahat, yakni balas dendam.

Sudah tentu, balas dendam dilakukan terhadap seorang lelaki yang dianggapnya jahat karena telah membunuh. Oleh karena itu, peri hadir dengan wujud wanita cantik bak bidadari demi mengecoh pria sasarannya. Pembunuhan yang dilakukannya adalah dengan mencekik leher si pria. Jika berhasil, peri akan tertawa terbahak-bahak demi mengekspresikan kebahagiaannya. (Azizah/JIBI/Solopos.com)

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif