Jateng
Senin, 1 Juni 2015 - 20:50 WIB

KONDISI PEREKOMONIAN : Kenaikan Harga Bawang Merah Picu Inflasi Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Kondisi perekonomian Jawa Tengah (Jateng) saat ini mengalami inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Kenaikan harga bawang merah memicu inflasi Jawa Tengah sebesar 0,51 persen.

Advertisement

“Memang dibandingkan dengan faktor lain yang menyebabkan inflasi, untuk bahan makanan ini memberikan kontribusi yang paling besar yaitu mencapai 1,70 persen,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Senin (1/6/2015).

Menurutnya, beberapa waktu lalu komoditas bawang merah memang mengalami kenaikan harga akibat menipisnya stok di pasaran. Untuk wilayah Jawa Tengah khususnya Semarang, harga bawang merah mencapai Rp27 ribu-30 ribu/kg padahal sebelumnya hanya di kisaran Rp25 ribu/kg.

“Komoditas bawang merah ini memang menjadi salah satu komoditas yang sangat berpengaruh terhadap fluktuasi inflasi, selain itu ada cabai merah,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, komoditas lain yang juga memberikan kontribusi terhadap kenaikan inflasi kali ini adalah beras. Menurutnya, untuk harga beras sempat mengalami hingga Rp12 ribu/kg.

Meski saat ini sudah mengalami penurunan harga namun terjadi secara bertahap sehingga tetap berdampak pada inflasi Jawa Tengah.

Di sisi lain, sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga bisa meminimalisasi terjadinya inflasi yang lebih besar yaitu semen, minyak goreng, dan besi beton.

Advertisement

Sementara itu, secara keseluruhan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal dengan besaran inflasi mencapai 0,74 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Surakarta dengan inflasi 0,37 persen. Untuk Kota Semarang besaran inflasi mencapai 0,47 persen.

Sebelumnya, menanggapi kenaikan harga bawang merah tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Priyo Anggoro mengaku kenaikan harga memang terjadi. Meski sebagian pedagang memilih untuk mendatangkan bawang merah melalui impor, hal itu tidak memicu kekhawatiran Pemerintah.

“Harapan kami masyarakat tetap cerdas karena kenyataan di lapangan untuk rasa bawang merah lokal jauh lebih enak dibandingkan dengan impor sehingga kenaikan harga tidak berdampak besar terhadap volume pembelian oleh masyarakat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif